Bisnis.com, JAKARTA — Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) menargetkan pertumbuhan kinerja ekspor alas kaki nasional tumbuh 10% hingga akhir tahun ini. Pasar Amerika Serikat (AS) dan Eropa masih menjadi tumpuan optimisme pelaku usaha.
Ketua Umum Aprisindo Eddy Widjanarko mengatakan, AS merupakan pasar yang besar bagi produk alas kaki Indonesia dengan pangsa kurang di kisaran 25%-26%, sedangkan Uni Eropa mencapai 27%.
“Industri alas kaki Indonesia ini punya posisi yang sangat stabil, jadi artinya kenaikan kita di pasar Amerika itu bisa naik tetapi sangat kecil, tapi naik terus, dalam pengertian kenaikannya itu terukur,” kata Eddy kepada Bisnis, Selasa (2/9/2025).
Jika merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS), ekspor alas kaki (HS 64) ke AS pada periode Januari-Juli 2025 mencapai US$1,57 miliar atau 8,77% dari total ekspor nonmigas ke AS.
Capaian ekspor periode Januari-Juli tahun ini meningkat 22,65% dari periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar US$1,28 miliar. Nilai ekspor alas kaki masih tumbuh jelang penerapan tarif Trump pada Agustus 2025.
Tak hanya itu, pasar Eropa juga kini disebut akan makin terbuka seiring dengan percepatan penyelesaian perjanjian Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA) yang ditargetkan disepakati September ini.
“Tentu kita Eropa, jadi Eropa sendiri secara total itu ada lebih dari 14 negara kalau tidak salah, totalnya 27% total ekspor kita,” tuturnya.
Adapun, total ekspor alas kaki ke UE disebut mencapai US$1,72 miliar sepanjang tahun lalu. Kendati demikian, untuk periode tahun ini Aprisindo belum memberikan data negara-negara Eropa yang menjadi tujuan ekspor.
Namun, pihaknya meyakini bahwa ekspor alas kaki Indonesia akan meningkat dengan terukur ke AS dan Eropa hingga 10% tahun ini.
“Iya benar, naik 10% [target ekspor tahun ini]. Sekarang baru naik 8% [year-to-date]. Jadi dua kelompok ini, Eropa dan Amerika itu menjadi market alas kaki Indonesia yang sangat penting,” pungkasnya.
