1 dari 3 Pekerja Berbohong di Resume, Pakar HR Ungkap Tanda-Tandanya – Page 3

1 dari 3 Pekerja Berbohong di Resume, Pakar HR Ungkap Tanda-Tandanya – Page 3

Liputan6.com, Jakarta – Di tengah pasar kerja yang semakin kompetitif, banyak pencari kerja merasa tertekan untuk tampil sempurna di hadapan perekrut. Sebuah laporan terbaru dari FlexJobs mengungkap bahwa 1 dari 3 pekerja mengaku pernah berbohong di resume mereka.

Dikutip dari CNBC, Selasa (2/9/2025), bentuk kebohongan ini bervariasi, mulai dari menutupi kekurangan pengalaman hingga berpura-pura antusias demi terlihat lebih meyakinkan.

Pakar SDM, Hebba Youssef, mengungkapkan bahwa tren ini makin marak, terutama karena dorongan di media sosial yang menganjurkan kandidat untuk “berbohong saja” agar bisa mendapatkan pekerjaan.

Menurutnya, keputusasaan tersebut bisa dipahami. “Dunia ini terlalu mahal bagi kita untuk tidak memiliki pekerjaan,” ujarnya.

Meski bersimpati, Youssef menekankan bahwa perekrut biasanya bisa mengenali kebohongan. Salah satu tanda paling jelas adalah ketika kandidat tidak mampu menjelaskan secara rinci pengalaman yang tertulis di resume. Untuk posisi menengah hingga senior, kandidat seharusnya bisa menggambarkan peran kepemimpinan mereka dan dampak nyata terhadap perusahaan.

“Anda harus dapat menggambarkan dampak pekerjaan Anda. Jika tidak bisa memberi contoh yang jelas, itu sedikit menjadi tanda bahaya bagi saya,” tegasnya.