JAKARTA – Kementerian Kebudayaan menyesalkan insiden perusakan Museum Bhagawanta Kediri dalam aksi unjuk rasa pada Sabtu (30/8) malam. Museum yang menyimpan warisan sejarah penting itu rusak, beberapa koleksi hilang, bahkan ada cagar budaya lain ikut terbakar.
Menteri Kebudayaan Fadli Zon menegaskan, museum bukan sekadar ruang koleksi, melainkan simbol memori kolektif bangsa. “Kami sangat menyesalkan kejadian ini. Koordinasi dengan pemerintah daerah, aparat hukum, dan pengelola sudah dilakukan untuk memastikan keamanan koleksi. Pemulihan segera dilakukan,” ujar Menbud dalam keterangan tertulis yang diterima Minggu, 31 Agustus.
Sejumlah koleksi penting hilang, antara lain Kepala Ganesha, kain batik wastra, dan buku-buku lama. Miniatur lumbung rusak parah. Beberapa benda lain seperti Archa Bodhisatwa dan bata berinskripsi berhasil diselamatkan juru pelihara Kementerian.
Menbud Fadli Zon mengimbau pihak yang membawa koleksi agar segera mengembalikannya ke Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XI atau langsung ke Museum Bhagawanta. “Koleksi ini bukan sekadar benda, melainkan jejak identitas bangsa,” tegasnya.
Selain Museum Bhagawanta, dua gedung cagar budaya lain terdampak. Gedung Negara Grahadi Surabaya, rumah dinas Gubernur Jawa Timur yang berdiri sejak 1795, terbakar di sisi barat depan. Di Bandung, Gedung cagar budaya di Jalan Diponegoro No. 20, peninggalan kolonial Belanda tahun 1920-an, juga rusak.
Kementerian Kebudayaan mengajak seluruh elemen bangsa menjaga museum dan cagar budaya sebagai milik bersama. “Mari kita rawat warisan ini. Museum adalah simbol peradaban bangsa yang harus kita hormati,” tutup Menbud Fadli Zon.
