Selain konflik geopolitik, pelaku pasar juga mencermati respons India terhadap tekanan AS untuk menghentikan impor minyak Rusia. Ketegangan meningkat setelah Trump menggandakan tarif impor dari India hingga 50% pada Rabu lalu.
Meski begitu, para pedagang memperkirakan ekspor minyak Rusia ke India justru akan naik pada September.
Di sisi lain, harga minyak sempat tertekan akibat ekspektasi permintaan bahan bakar yang lebih rendah usai libur panjang Hari Buruh di AS.
Pasokan global juga diperkirakan meningkat seiring rencana OPEC+ menambah produksi 547.000 barel per hari pada September.
“Permintaan yang lebih lemah dan pasokan yang lebih tinggi akan mendorong kenaikan stok minyak, yang akan membebani kontrak berjangka energi di seluruh segmen. Hal ini sejalan dengan transisi musim panas ke musim gugur, ketika permintaan bensin menurun dan kilang beralih ke produksi bahan bakar musim dingin yang lebih murah,” tulis Ritterbusch and Associates dalam catatannya.
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4721214/original/094318300_1705710833-fotor-ai-202401207334.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)