Magetan (beritajatim.com) — Kapolres Magetan, AKBP Raden Erik Bangun Prakasa, memimpin pelaksanaan Operasi Aman Suro yang digagas Polda Jawa Timur untuk mencegah potensi konflik antar kelompok pesilat di wilayahnya. Langkah ini dilakukan lewat pendekatan psikoedukasi yang humanis, bekerja sama dengan tim psikologi dari SSDM Mabes Polri dan SDM Polda Jatim.
“Polres Magetan bersinergi dengan tim psikologi dari SSDM Mabes Polri serta SDM Polda Jatim untuk memberikan pendekatan yang lebih humanis dan psikologis kepada para pesilat,” ujar AKBP Erik.
Ia menegaskan pentingnya semangat Sing Akur Kabeh Sedulur yang telah menjadi budaya IPSI Magetan. Tradisi berkumpul bergilir antar perguruan juga dianggap efektif dalam mempererat solidaritas antar pesilat.
“Psikoedukasi seperti ini terbukti menjadi metode pencegahan yang efektif, dan kami berharap dapat diterapkan secara berkelanjutan,” tambahnya.
Senada dengan itu, Komandan Kodim 0804/Magetan, Letkol Inf Hasan Dasuki, menyebut pendekatan psikoedukatif sebagai sarana efektif memperkuat hubungan emosional dan kebersamaan antar perguruan.
“Lewat kegiatan yang sarat akan muatan emosional dan kebersamaan seperti ini, kami berharap dapat terbentuk ikatan kuat yang menjaga persatuan di tengah keberagaman perguruan,” ucapnya.
Dia juga mendorong seluruh pesilat Magetan untuk menjunjung prestasi dan mewujudkan suasana yang harmonis.
“Nilai-nilai yang diperoleh dari kegiatan ini harus bisa diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari demi menjaga kedamaian Magetan, selaras dengan semangat ‘Sing Akur Kabeh Sedulur’,” tegasnya.
Dalam rangka mempererat tali persaudaraan antar perguruan pencak silat, SSDM Mabes Polri melalui Ropsi SSDM menyelenggarakan kegiatan psikoedukasi bertema Pesilat Bersatu, Indonesia Maju di Magetan Park, Kamis (15/5/2025). Acara ini diikuti ratusan peserta dari 13 perguruan silat di bawah naungan IPSI Kabupaten Magetan.
Kegiatan tersebut dipimpin Kabagpsipol Ropsi SSDM Polri, Kombes Cucuk Trihono, yang juga menjabat sebagai Ketua Pelaksana. Bersama tim psikolog Mabes Polri, mereka menyajikan aktivitas interaktif dan outbound untuk membangun kesadaran diri, pengelolaan emosi, serta mempererat hubungan antarpesilat.
“Konflik dan kekerasan seringkali berakar pada kegagalan dalam mengelola emosi. Melalui psikoedukasi ini, kami ingin membantu para pesilat menemukan potensi positif dalam diri mereka,” jelas Kombes Cucuk.
Ia juga memberikan apresiasi terhadap Kabupaten Magetan yang dianggap berhasil menciptakan suasana harmonis antar perguruan silat.
“Magetan menjadi contoh bagaimana kerukunan bisa tercipta di tengah perbedaan. Kebersamaan para pendekar di sini layak menjadi inspirasi,” lanjutnya.
Acara ditutup dengan refleksi bersama dan komitmen seluruh peserta untuk menjaga kebersamaan dalam semangat persaudaraan sejati. [fiq/beq]
