Tuban (beritajatim.com) – Indeks Ketimpangan Gender (IKG) Kabupaten Tuban menunjukkan penurunan signifikan sepanjang 2024. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat IKG sebesar 0,213, jauh membaik dibanding tahun 2023 yang berada di angka 0,359. Capaian ini mencerminkan kemajuan dalam berbagai aspek kesetaraan gender, mulai dari kesehatan hingga pemberdayaan perempuan.
Statistisi Ahli Madya BPS Kabupaten Tuban, Suzatmo Putro, menyampaikan bahwa peningkatan akses terhadap layanan kesehatan maternal menjadi salah satu faktor utama penurunan IKG. “Untuk proporsi perempuan yang melahirkan di luar fasilitas kesehatan hanya sebesar 0,002. Sementara proporsi perempuan yang melahirkan anak pertama pada usia di bawah 20 tahun tercatat sebesar 0,251,” ujarnya, Sabtu (17/05/2025).
Suzatmo menegaskan bahwa meskipun angka kehamilan usia muda masih ada, hal ini perlu mendapat perhatian khusus agar perempuan muda tetap mendapatkan dukungan edukasi dan layanan kesehatan yang memadai.
Di bidang pemberdayaan, ketimpangan antara laki-laki dan perempuan masih terlihat, terutama dari capaian pendidikan. “Sebanyak 33,11 persen penduduk laki-laki usia 25 tahun ke atas telah menyelesaikan pendidikan minimal SMA, sedangkan perempuan baru mencapai 23,43 persen,” tambahnya.
Namun, tren positif terlihat dari peningkatan keterlibatan perempuan di bidang politik. “Keterwakilan perempuan dalam legislatif meningkat dari 14 persen pada periode 2019–2023 menjadi 22 persen pada 2024. Ini menunjukkan ruang partisipasi politik perempuan semakin terbuka,” jelas Suzatmo.
Kemajuan serupa juga tercermin dalam partisipasi ekonomi. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) perempuan di Tuban telah mencapai 59,41 persen, mendekati TPAK laki-laki yang sebesar 89,92 persen. “Meskipun masih ada selisih, tren ini menunjukkan perempuan di Tuban semakin aktif di dunia kerja,” imbuhnya.
Suzatmo menyimpulkan, penurunan IKG di Kabupaten Tuban tidak lepas dari berbagai upaya pembangunan yang inklusif dan responsif gender. Namun, tantangan tetap ada, terutama dalam peningkatan pendidikan perempuan dan pencegahan kehamilan usia dini. “Berbagai upaya ini mulai menunjukkan hasil positif dan perlu terus diperkuat,” pungkasnya. [dya/beq]
