JAKARTA – Bangladesh mengalami lonjakan kasus dan kematian akibat demam berdarah. Para pakar kesehatan memperingatkan pada bulan Agustus dapat membawa wabah penyakit yang ditularkan nyamuk ini lebih parah lagi jika tindakan segera tidak diambil.
Demam berdarah mengakibatkan kematian 101 orang dan menginfeksi 24.183 orang sepanjang tahun ini, menurut data resmi, yang memberikan tekanan berat pada sistem layanan kesehatan negara yang sudah kewalahan.
“Situasinya kritis. Virus ini sudah menyebar luas di seluruh negeri, dan tanpa intervensi agresif, rumah sakit akan kewalahan,” kata Kabirul Bashar, ahli entomologi di Universitas Jahangirnagar dilansir Reuters, Senin, 11 Agustus.
“Agustus bisa mencatat setidaknya tiga kali lipat jumlah kasus dibandingkan Juli, dengan potensi puncaknya pada September.”
Para pejabat kesehatan mengimbau masyarakat untuk menggunakan obat antinyamuk, tidur dengan kelambu, dan membersihkan genangan air tempat nyamuk berkembang biak.
“Kita membutuhkan penyemprotan terkoordinasi dan kegiatan bersih-bersih masyarakat, terutama di zona berisiko tinggi,” papar Bashar.
Para ahli mengatakan perubahan iklim, ditambah dengan cuaca hangat dan lembap, serta hujan yang turun secara berkala, telah menciptakan kondisi perkembangbiakan yang ideal bagi nyamuk Aedes, pembawa virus dengue.
Meskipun Dhaka masih menjadi pusat penyebaran utama, demam berdarah dengue sedang mencapai puncaknya di seluruh negeri. Sejumlah besar infeksi dilaporkan dari luar ibu kota, menambah tekanan pada fasilitas kesehatan di pedesaan yang kapasitasnya terbatas untuk menangani kasus-kasus parah.
Para dokter memperingatkan perhatian medis dini sangat penting. Sakit perut yang parah, muntah, pendarahan, atau kelelahan ekstrem harus segera dibawa ke rumah sakit untuk mengurangi risiko komplikasi atau kematian.
Dengan puncak musim demam berdarah yang masih akan datang, para ahli kesehatan menekankan bahwa partisipasi masyarakat, di samping pengendalian nyamuk yang dipimpin pemerintah, akan sangat penting dalam mencegah apa yang bisa menjadi salah satu wabah terburuk di Bangladesh dalam beberapa tahun terakhir.
Tahun paling mematikan yang tercatat adalah tahun 2023, dengan 1.705 kematian dan lebih dari 321.000 infeksi dilaporkan.
