Universitas Turki Kembangkan Alat Tes Deteksi Dini Hepatitis D

Universitas Turki Kembangkan Alat Tes Deteksi Dini Hepatitis D

JAKARTA – Universitas Timur Dekat di Republik Turki Siprus Utara (TRNC) dan Universitas Manisa Celal Bayar di Turki bagian barat mengembangkan alat tes diagnostik PCR yang dapat mendeteksi virus hepatitis D pada tahap awal.

“Alat Diagnostik PCR Real-Time Virus Hepatitis D” bertujuan untuk mengisi kesenjangan dalam alat diagnostik dengan memungkinkan deteksi virus secara dini dan akurat.

Dibuat oleh para peneliti di Institut Penelitian Ilmu Kesehatan Eksperimental (DESAM) Universitas Timur Dekat dan Universitas Manisa Celal Bayar, alat ini berpotensi mempercepat diagnosis dan mengurangi tekanan pada sistem pelayanan kesehatan.

“Pencapaian ini menunjukkan pentingnya kolaborasi antaruniversitas dan produksi bioteknologi dalam negeri,” kata Rektor Near East University Tamer Şanlıdağ, melansir Daily Sabah 8 Agustus.

Ia mengatakan, pengembangan perangkat diagnostik dalam negeri ini menjawab kebutuhan ilmiah dan sosial yang signifikan serta menyoroti nilai inisiatif bioteknologi lokal.

Sejak pandemi COVID-19, Laboratorium Produksi Perangkat dan Analisis Genom DESAM telah mengembangkan dan menyiapkan perangkat diagnostik untuk berbagai penyakit menular.

“Berkat peralatan canggih dan peneliti yang berkualifikasi, laboratorium kami telah dengan cepat memproduksi kit PCR untuk mendeteksi SARS-CoV-2, demam berdarah, virus Chikungunya, cacar monyet, virus peritonitis infeksius kucing, dan virus West Nile,” ujar Şanlıdağ.

Virus hepatitis B (HBV), yang menyerang hati dan menyebabkan infeksi serius, menyebar melalui darah, hubungan seksual, dan dari ibu ke anak selama kelahiran. Virus ini dapat menyebabkan peradangan hati, dan jika sistem kekebalan tubuh tidak dapat sepenuhnya membersihkan virus, infeksi akut dapat berkembang menjadi hepatitis kronis, yang meningkatkan risiko sirosis dan kanker hati.

Sedangkan virus hepatitis D (HDV) tidak dapat menyebabkan infeksi sendiri. Virus ini hanya dapat bereplikasi pada orang yang terinfeksi HBV. Keberadaan HDV memperburuk perjalanan infeksi HBV, yang menyebabkan kerusakan hati lebih cepat dan risiko sirosis yang lebih tinggi. Ketika HBV dan HDV muncul bersamaan, penyakit ini cenderung menjadi lebih agresif.

Diagnosis dini sangat penting untuk mengendalikan infeksi hati dan memulai pengobatan sebelum penyakit berkembang. Hal ini dapat memainkan peran kunci dalam manajemen penyakit dan perencanaan pengobatan yang efektif.

Perangkat baru ini juga akan berkontribusi pada perlindungan kesehatan masyarakat. Hasil proyek ini telah dibagikan kepada komunitas ilmiah melalui publikasi internasional.