Veronica Tan Soroti Keluarga Miskin Cenderung Punya Banyak Anak, Picu Kasus Kekerasan Seksual Nasional 9 Agustus 2025

Veronica Tan Soroti Keluarga Miskin Cenderung Punya Banyak Anak, Picu Kasus Kekerasan Seksual
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        9 Agustus 2025

Veronica Tan Soroti Keluarga Miskin Cenderung Punya Banyak Anak, Picu Kasus Kekerasan Seksual
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –
Wakil Menteri (Wamen) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Veronica Tan mengungkap penyebab banyaknya kasus kekerasan seksual yang terjadi pada anak.
Vero mengatakan, keluarga dengan kondisi ekonomi yang kurang justru memiliki lebih banyak anak dibandingkan keluarga yang perekonomiannya baik.
“Bisa dibayangkan ketika satu keluarga punya 10 anak, bisa sampai 13 anak di Jawa Barat. Makanya kasus kekerasan anak banyak,” ujar Vero dalam agenda Double Check Peran Pembangunan Keluarga Dalam Menyongsong Indonesia Emas 2045, di Jakarta Pusat, Sabtu (9/8/2025).
Bukan cuma soal melahirkan anak, Vero menegaskan bahwa orangtua berkewajiban untuk memberikan kehidupan yang berkualitas untuk anak dari berbagai aspek, terutama pendidikan.
“Karena enggak dipintarin, tujuan keluarga itu memintarkan anak, bukan melahirkan anak,” ucapnya.
Fakta di lapangan, Vero melihat banyak anak laki-laki yang berhenti sekolah di usia 15 tahun.
Mereka tidak melanjutkan sekolah menengah atas (SMA).
Alasannya, karena faktor ekonomi.
Orangtua mereka memaksa anak-anaknya untuk bekerja demi mendapatkan uang.
“Ketika mereka masuk SMA berbayar, Mamanya akan ngomong, ‘Tuh liat anak orang lain itu udah pada kerja, dapat Rp 500.000, ngapain lu sekolah? Ini balik lagi ke lingkungan,’” ucapnya.
Vero melanjutkan, pernikahan dini masih banyak ditemukan di Indonesia.
Mereka yang di bawah usia 19 tahun memutuskan untuk menikah siri.
“Undang-Undang harus 19 tahun. Data kita gimana? Sudah turun, ya karena (ternyata) tidak tercatat, nikah siri. Karena apa? Ekonominya enggak ada, desakan itu balik,” ucapnya.
Pada akhirnya, para orangtua yang menikah dini itu tidak mengurus anak-anak mereka dengan baik.
“Ini balik lagi, beban hati, moral, etika. Tapi ujungnya adalah uang dan ekonomi. Program yang kita harus lihat adalah bagaimana meningkatkan ekonominya,” imbuhnya.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.