Cuaca Ekstrem dan Aktivitas Padat: Kasus Pneumonia Jamaah Haji Melejit Tajam, Tembus 22 Ribu

Cuaca Ekstrem dan Aktivitas Padat: Kasus Pneumonia Jamaah Haji Melejit Tajam, Tembus 22 Ribu

Makkah (beritajatim.com) – Lonjakan jumlah jamaah haji Indonesia yang terserang pneumonia atau radang paru-paru di Makkah menjadi perhatian serius Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi.

Hingga Senin (19/5/2025), tercatat sebanyak 22.000 kasus pneumonia di kalangan jamaah haji.

Kepala Bidang Kesehatan PPIH Arab Saudi, dr. Mohammad Imran melansir portal resmi Kementerian Agama, Rabu (21/5/2025), menjelaskan bahwa meningkatnya kasus ini seiring dengan terus berdatangannya jamaah dari seluruh dunia. Padatnya aktivitas, kondisi cuaca ekstrem, dan mobilitas tinggi menjadi faktor pemicu penyebaran penyakit pernapasan, khususnya di kota suci Makkah.

“Per 18 Mei 2025 pukul 16.00 WAS, total kunjungan ke layanan kesehatan haji Indonesia sudah mencapai 25.189 kasus, dengan pneumonia sebagai kasus terbanyak, disusul ISPA, hipertensi, dan diabetes,” ujar dr. Imran di Kantor Daker Makkah.

Selain pneumonia yang mendominasi, lebih dari 1.000 jamaah juga tercatat mengalami infeksi saluran pernapasan akut (ISPA).

93 Jamaah Dirawat di Klinik, 270 di Rumah Sakit Arab Saudi

Data Kesehatan Haji juga mencatat bahwa sebanyak 93 jamaah saat ini tengah menjalani perawatan inap di klinik-klinik kesehatan haji Indonesia. Tiga penyakit utama yang menyebabkan rawat inap adalah diabetes, pneumonia, dan penyakit paru kronis.

Sementara itu, jumlah jamaah yang dirawat di rumah sakit Arab Saudi tercatat sebanyak 270 orang. Kasus terbanyak meliputi pneumonia, penyakit paru kronis, serta penyakit jantung koroner.

Tak hanya itu, hingga 18 Mei 2025, tercatat 28 jamaah haji asal Indonesia wafat di Tanah Suci. Mayoritas disebabkan oleh penyakit jantung dan infeksi sistemik (sepsis) akibat kondisi tubuh yang sudah lemah.

PPIH Imbau Jamaah Waspada dan Terapkan Langkah Pencegahan

Guna menekan risiko penyakit dan menjaga kesehatan jamaah selama menjalankan ibadah, dr. Imran menyampaikan empat imbauan penting:

Istirahat cukup setelah tiba di Makkah sebelum melaksanakan umrah wajib, agar tubuh punya waktu beradaptasi.

Hindari aktivitas di luar ruangan pada jam-jam terik, terutama antara pukul 10.00–16.00 waktu Arab Saudi.

Perbanyak konsumsi air putih atau air zam-zam, minimal satu gelas setiap jam saat berada di luar ruangan.

Gunakan masker setiap keluar hotel, terutama bagi jamaah yang mengalami batuk atau pilek, untuk mencegah penularan dan perlindungan dari debu serta virus.

“Kesadaran menjaga daya tahan tubuh dan mematuhi imbauan kesehatan sangat penting demi kelancaran ibadah,” tegas dr. Imran.

Peningkatan kasus ini menjadi pengingat penting bahwa ibadah haji bukan hanya membutuhkan kesiapan spiritual, tetapi juga fisik yang prima di tengah tantangan lingkungan dan keramaian jutaan manusia. [aje]