Vice President (VP) Group HR di Elang Mahkota Teknologi (EMTEK) Pieter Andrian ketika itu menjelaskan ekosistem bisnis holding Emtek yang sangat beragam mulai dari bidang media, film, entertaint, transportasi udara, kesehatan, perbankan, dan lain-lain, termasuk bidang pendidikan, slaah satunya kampus IMDE.
“Kolaborasi antara group Emtek dengan IMDE telah berjalan lama dan sinergis, salah satunya bagaimana mahasiswa IMDE sejak awal sudah diperkenalkan dunia nyata dari industri televisi dan mahasiswa pun menggunakan ruang dan alat yang ada di stasiun TV Indosiar untuk mendukung proses perkuliahan. Begitu juga lini bisnis lainnya, bekerjasama untuk semua program studi yang ada di IMDE,” kata Pieter Andrian yang juga dosen di IMDE ini.
Sementara itu Rektor IMDE Totok Amin Soefijanto, Ed.D menyambut gembira kedatangan mahasiswa Singapura ini sehingga bisa saling belajar bagaimana proses perkulihan di IMDE dan juga di Singapura.
Tapi karena di belakang ruang pertemuan ada rekaman akademi dangdut, Rektor menyebutkan bahwa musik dangdut merupakan genre musik yang paling banyak penggemarnya di Indonesia.
Totok menjelaskan presentasi dengan judul ‘Algoritma Perubahan’. Presentasi diawali dengan sebuah cerita, yang melibatkan kasus Amelia dan masalah yang terjadi akibat penggunaan algoritma AI. Cerita ini mencakup adanya gejolak ekonomi krisis dan upaya ‘squeeze’ yang dirasakan di Singapura dan Indonesia.
Pesan utama dari cerita tersebut adalah tentang bagaimana teknologi AI dapat membantu, tetapi juga dapat menyebabkan hilangnya uang.
Selain itu, Totok menyinggung tentang pengalamannya menggunakan AI Gemini, yang memberikan peluang luar biasa. Contoh spesifik adalah saat AI Gemini memberikan ‘waktu yang indah’ kepada pembicara.
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5308921/original/079923000_1754560883-WhatsApp_Image_2025-08-07_at_16.47.10_f0dadb4e.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)