Liputan6.com, Jakarta – Meskipun kondisi ekonomi sedang melambat, minat pelaku UMKM untuk mengajukan permodalan, baik untuk memulai maupun mengembangkan usaha, justru meningkat.
Permintaan pembiayaan ini tidak hanya tinggi di perbankan, tetapi juga di lembaga non-bank.
“Tantangan ekonomi tahun ini memang cukup menantang. Tapi saya rasa, kemajuan UMKM masih menggeliat. Saya rasa cukup bagus (pengajuan permodalan) di tiap tahunnya,” ujar GM BFI Finance Regional Jabodetabek, Susinto Tenggono, saat ditemui di Pekan Raya BFI Finance, Tangcity Mall, Kota Tangerang, Kamis (7/8/2025).
Berdasarkan data BFI Finance wilayah Jabodetabek secara keseluruhan, perusahaan ini mengelola lebih dari 50 ribu kontrak piutang yang telah dikucurkan kepada UMKM, dengan nilai setara sekitar Rp4 triliun.
“Mengapa kami sebut kontrak, bukan nasabah? Sebab, satu nasabah itu bisa memiliki lebih dari satu kontrak. Itu semua digunakan UMKM untuk mengembangkan usahanya,” tutur Susinto.
Selain menyediakan pembiayaan, Susinto juga menjelaskan bahwa BFI Finance berperan dalam pendampingan dan membuka akses pasar bagi UMKM mitranya.
Contohnya melalui acara Pekan Raya BFI Finance. Acara ini bisa dimanfaatkan oleh UMKM untuk mengembangkan bisnis dan menjalin kemitraan, sebagai bagian dari pengembangan jangka panjang.
“Kami menggelar acara ini hingga 10 Agustus mendatang. Selain ada bazar yang diikuti 20 UMKM mitra kami, juga ada sesi berbagi ilmu dan pelatihan yang diisi oleh praktisi, serta ajang konsultasi langsung antar pelaku usaha,” jelasnya.
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5308603/original/050683100_1754550225-20250807_110047.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)