JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksi bakal kembali terkoreksi pada perdagangan hari ini, Selasa, 5 Agustus, setelah kemarin ditutup melemah 73,12 poin atau 0,97 persen ke 7.464,64.
Phintraco Sekuritas dalam risetnya melihat, koreksi indeks kemarin antara lain didorong oleh aksi profit taking setelah mengalami penguatan pada perdagangan Jumat pekan sebelumnya. Hal ini terjadi di tengah meningkatnya ketidakpastian global akibat tarif dan data tenaga kerja Amerika Serikat yang melemah.
“Beberapa laporan kinerja keuangan emiten domestik yang mengalami penurunan juga menjadi faktor negatif,” jelas Phintraco Sekuritas.
IHSG menurut Phintraco Sekuritas, diproyeksi akan melanjutkan koreksinya dengan menguji level support 7.400 dan resistance 7.470 pada perdagangan Selasa ini
Sentimennya akan dipengaruhi oleh keputusan bank sentral Jepang atau Bank of Japan yang mempertahankan suku bunganya di level 0,5%. Angka ini merupakan level tertinggi sejak tahun 2008.
BoJ juga merevisi naik proyeksi inflasinya dari 2,2 persen YoY menjadi 2,7 persen YoY untuk tahun 2025. Proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun 2025 pun turut dinaikkan dari semula 0,5 persen menjadi 0,6 persen.
Adapun, indeks consumer confidence Jepang di bulan Juli turun ke level 33,7 dari 34,5% di bulan Juni 2025. Sementara itu, NBS Manufacturing China pada Juli 2025 turun tipis menjadi 49,3 dari posisi 49,7.
Dari sentimen domestik, investor kata Audi tengah menantikan rilis data pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) Indonesia semester I 2025 yang diperkirakan tumbuh 4,8 persen YoY, meleset di bawah target sebesar 5 persem YoY.
“Kami berpandangan hal ini dapat menjadi bukti jika daya beli melemah seiring dengan komposisi PDB terbesar dari konsumsi rumah tangga, sehingga memang diperlukan kebijakan insentif langsung untuk menjaga konsumsi,” imbuh Phintraco Sekuritas.
Adapun saham-saham yang direkomendasikan Phintraco Sekuritas hari ini, yakni PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI), PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI), dan PT Map Aktif Adiperkasa Tbk (MAPA), PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) dan PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk (INTP).
