Mujahadah Rijalul Ansor Jombang Iringi Langkah Jemaah Haji 2025

Mujahadah Rijalul Ansor Jombang Iringi Langkah Jemaah Haji 2025

Jombang (beritajatim.com) – Di tengah keheningan malam, Masjid Agung Baitul Mukminin Jombang diselimuti suasana khusyuk nan mendalam, Sabtu malam (24/5/2025).

Lebih dari lima ratus jamaah hadir memenuhi ruangan masjid, mengikuti kegiatan rutin mujahadah dan doa bersama yang diselenggarakan Majelis Dzikir dan Shalawat Rijalul Ansor PC GP Ansor Jombang.

Kegiatan ini tidak hanya menjadi pengikat spiritualitas umat, namun tahun ini terasa lebih istimewa. Mujahadah kali ini dipersembahkan sebagai ikhtiar ruhani khusus bagi para calon jamaah haji tahun 2025.

Doa-doa mengalun dengan harap, memohon keselamatan, kelancaran ibadah, serta haji yang mabrur bagi seluruh tamu Allah yang tengah bersiap menunaikan rukun Islam kelima.

Rangkaian acara dibuka dengan lantunan ayat suci Alquran, disusul mujahadah yang dipimpin langsung oleh Kasi Haji Kemenag Jombang. Setelahnya, gema tahlil dipimpin anggota PAC GP Ansor Diwek mengisi masjid, disusul sesi mahalul qiyam yang menggugah hati, dipandu para santri dari Pesantren Al-Aqobah Kwaron Diwek. Getaran spiritual menjalar ke segenap penjuru ruang, menghidupkan malam dalam suasana penuh penghayatan.

Kegiatan ini juga dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, termasuk jajaran Kementerian Agama Kabupaten Jombang, tokoh agama, dan pimpinan dari berbagai lembaga. Mewakili Kemenag Jombang, Ilham Rohim menyampaikan apresiasinya terhadap kontribusi GP Ansor. “Kegiatan ini adalah bentuk dukungan nyata untuk para calon haji. Sebuah ikhtiar rohani yang sangat berarti,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua PC GP Ansor Jombang, Taufiqi Fakkarudin Assilahi—akrab disapa Gus Fiqi—menekankan pentingnya menjaga tradisi ini. “Ini bukan sekadar tradisi. Ini adalah kekuatan spiritual, bentuk solidaritas umat, apalagi di momen-momen besar seperti musim haji,” tegasnya.

Puncak acara ditandai dengan Mauidhoh Hasanah oleh Gus Ahmad Kanzul Fikri, pengasuh Pesantren Al-Aqobah. Dalam tausiyahnya, ia mengingatkan bahwa haji sejatinya adalah perjalanan jiwa menuju kedewasaan iman. “Haji bukan hanya perjalanan fisik menuju Makkah, tapi perjalanan spiritual menuju kesempurnaan iman,” ujarnya.

Lebih lanjut, Gus Fiqi menyampaikan bahwa setiap rangkaian ibadah haji adalah simbol latihan spiritual. “Haji mengajarkan keikhlasan, kesabaran, dan pengorbanan. Yang berhaji dengan iman dan keikhlasan akan kembali seperti bayi yang baru lahir, suci dari dosa,” ungkapnya.

Acara ditutup dengan doa bersama yang penuh haru dan harap. Doa-doa membumbung ke langit, menjadi pengikat hati para jamaah yang hadir—agar para calon haji tahun ini diberi kekuatan, kesehatan, dan dapat kembali ke tanah air dengan predikat haji yang mabrur.

Di Jombang, doa bukan sekadar kata. Ia adalah kekuatan kolektif, harapan yang bersatu, dan pengingat bahwa spiritualitas adalah jembatan dari masjid ke Tanah Suci. Dari lantunan dzikir, mengalir ketulusan menuju kemabruran. [suf]