Menurut Direktur Jenderal Kantor Urusan Luar Negeri Shenzhen, Cao Saixian, terdapat 10 prinsip yang menjadi kunci keberhasilan kota ini. Pertama, waktu adalah uang, efisiensi adalah hidup.
“Artinya, waktu dan efisiensi adalah dua hal yang dipegang teguh oleh masyarakat di Shenzen,” kata Cao saat menjumpai para jurnalis ASEAN Media Capacity Building Workshop saat jamuan makan siang, pada Kamis (17/7/2025).
Selanjutnya, Cao mengatakan adalah berani. Berani dimaksud adalah berani menjadi yang pertama dan terdepan. Ketiga tidak ada omong kosong alias tidak basa-basi, semua yang diinginkan langsung dikerjakan.
“Prinsip keempat adalah keterbukaan dan perubahan adalah, kelima adalah mau menyambut dunia dan tidak ada jarak antara Shenzhen terhadap dunia,” ungkap Cao.
Keenam adalah solidaritas antar sesama. Cao menyebut, kotanya memiliki 4 juta sukarelawan yang tidak sungkat membantu bagi masyarakat lain yang membutuhkan.
“Prinsip ketujuh adalah menjamin kehidupan budaya warga Shenzhen. Kedelapan adalah cinta membaca, karena warga Shenzen mempunyai kesukaan membaca yang tinggi,” jelas Cao.
Kesembilan, Cao mengatakan prinsip saling terbuka. Ketika ada seorang pendatang ke Shenzen maka dia sudah dianggap sebagai Shenzener atau warga Shenzen. Terakhir, adaah inovasi. Shenzen telah melahirkan banyak perusahaan yang awalnya merintis namun dapat menjelma menjadi raksasa dunia.
“Kuncinya jika gagal hal itu bukan masalah, teruslah kembali mencoba, tidak akan ada yang menertawakan di Shenzen. Banyak kegagalan artinya banyak kesempatan untuk kembali memulai,” Cao menandasi.
Pameran otomotif GIIAS 2025 di ICE BSD City menjadi panggung peluncuran sederet mobil baru dari berbagai merek ternama dunia. Mulai dari mobil listrik murah BYD Atto 1 seharga Rp195 juta, hingga sedan premium Denza Z9 yang tembus Rp1,3 miliar.
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5296725/original/072107700_1753605489-Screenshot_2025-07-27_152552.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)