Anggota Komisi I: Indonesia Bisa Jembatani Komunikasi Thailand-Kamboja Nasional 26 Juli 2025

Anggota Komisi I: Indonesia Bisa Jembatani Komunikasi Thailand-Kamboja
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        26 Juli 2025

Anggota Komisi I: Indonesia Bisa Jembatani Komunikasi Thailand-Kamboja
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Anggota
Komisi I
DPR
TB Hasanuddin
menegaskan, Indonesia harus memiliki tanggung jawab moral dan strategis untuk ikut berperan dalam proses perdamaian.
Terutama dalam konflik bersenjata yang tengah terjadi antara
Thailand
dan
Kamboja
dalam beberapa waktu terkahir.
“Sebagai negara besar dan berpengaruh di ASEAN, Indonesia dapat memainkan peran penting dalam menjembatani komunikasi antara Kamboja dan Thailand,” kata TB Hasanudin dalam keterangan resmi, Sabtu (26/7/2025).
“Baik melalui diplomasi bilateral maupun dalam kerangka ASEAN,” lanjutnya.
Seperti diketahui, konflik telah pecah antara Thailand dan Kamboja di sepanjang perbatasan sejak hari Kamis (24/7/2025).
Perang ini merupakan letupan konflik lama soal sengketa wilayah di sekitar kuil suci Preah Vihear.
Selain peran Indonesia menjembatani perdamaian Thailand dan Kamboja, TB Hasanuddin menyerukan penyelesaian damai melalui peran aktif ASEAN sebagai organisasi kawasan.
“Karena penyebabnya soal perbatasan, saya menyarankan sebaiknya kedua kepala negara, Kamboja dan Thailand, segera diundang oleh Ketua ASEAN, yaitu Malaysia,” ujar TB Hasanuddin.
“Sekretariat ASEAN perlu difungsikan untuk memediasi dan mendamaikan kedua pihak secara regional,” tambahnya.
Ia juga mendorong agar ASEAN mempertimbangkan menggelar pertemuan tingkat tinggi jika situasi tidak segera mereda.
“Jika diperlukan, ASEAN harus mengadakan pertemuan khusus di tingkat kepala negara untuk menyelesaikan sengketa ini secara damai dan konstruktif,” ujar TB Hasanuddin.
Menurutnya, pendekatan damai melalui ASEAN sangat penting untuk menjaga kohesi internal organisasi tersebut.
“Masalah antarnegara ASEAN harus diselesaikan oleh ASEAN sendiri. Ini penting untuk menjaga keutuhan dan kredibilitas ASEAN dalam menghadapi tantangan kawasan,” ujar politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) itu.
Diketahui, ketegangan memuncak pada Mei lalu setelah seorang tentara Kamboja tewas dalam baku tembak singkat dengan pasukan Thailand di wilayah sengketa yang dikenal sebagai Segitiga Zamrud, lokasi pertemuan perbatasan antara Thailand, Kamboja, dan Laos.
Kedua pihak saling menuduh dan mengklaim bertindak untuk membela diri. Meski pimpinan militer kedua negara sempat menyatakan niat untuk meredakan situasi, langkah-langkah provokatif terus diambil.
Thailand memperketat pengawasan di pos perbatasan, membatasi lalu lintas warga, hingga mengancam memutus aliran listrik dan internet ke kota-kota perbatasan Kamboja.
Sebagai balasan, Kamboja menghentikan impor buah dan sayuran dari Thailand serta melarang penayangan film dan drama Thailand.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.