Dari Apartemen Sempit ke Meja Miliarder Dunia: Kisah Inspiratif CEO Google, Sundar Pichai – Page 3

Dari Apartemen Sempit ke Meja Miliarder Dunia: Kisah Inspiratif CEO Google, Sundar Pichai – Page 3

Pichai bergabung dengan Google pada 2004, dan selama lebih dari satu dekade, ia mendaki tangga karier melalui proyek-proyek kunci seperti pengembangan peramban Chrome dan sistem operasi Android.

Pada 2015, ia diangkat sebagai CEO Google, dan empat tahun kemudian memimpin seluruh induk usaha Alphabet. Agustus 2025 ini menandai 10 tahun masa kepemimpinan Pichai—terlama sepanjang sejarah Alphabet.

“Salah satu hal pertama saya lakukan sebagai CEO adalah mengarahkan perusahaan untuk fokus ke AI,” katanya dalam wawancara bersama Bloomberg pada Oktober lalu.

Visi jangka panjang itu membuahkan hasil. Alphabet mulai menggelontorkan investasi besar-besaran untuk kecerdasan buatan sejak mengakuisisi DeepMind pada 2014. Dalam setahun terakhir saja, perusahaan mengalokasikan lebih dari 50 miliar dolar AS untuk pengembangan teknologi AI—mulai dari pusat data, semikonduktor, hingga kapasitas energi.

Ekspansi terus berlanjut. Awal Juli ini, Alphabet mengumumkan akuisisi tenaga kerja dan lisensi dari startup pemrograman Windsurf senilai 2,4 miliar dolar AS. Tak heran, laporan keuangan kuartal terbaru langsung direspons positif: saham perusahaan naik 4,1% pada Kamis (24/7/2025).

Meski sempat turun setelah jam perdagangan karena kekhawatiran belanja modal yang membengkak, Pichai menjelaskan bahwa lonjakan investasi—yang diprediksi tembus 85 miliar dolar AS pada 2025—merupakan langkah strategis untuk memenuhi permintaan pelanggan cloud.

“Investasi kami dalam infrastruktur AI sangat penting untuk memenuhi pertumbuhan permintaan dari pelanggan cloud,” ujarnya dalam diskusi bersama analis.