JAKARTA – Lukman Sardi, Aming, dan Tora Sudiro dipertemukan lagi dalam film baru Joko Anwar, Ghost in the Cell. Ketiganya pernah beradu dalam film Quickie Express pada tahun 2007.
“Aku sama Joko tuh dari Janji Joni terakhir sama di series dan waktu itu bilang mau bikin film Ghost in the Cell tapi belum kebayang, kayaknya bikin horor. Tapi pas baca dan ketemu Aming ngerasanya musibah,” kata Lukman Sardi dalam konferensi pers di Jakarta Selatan pada Jumat, 25 Juli.
“(Musibah) karena pengalaman di Quickie sebagai Marli, takut kegigit. Aku sudah yakin kalau Joko selalu ada sesuatu yang baru, gak bikin yang sama lagi. Apalagi ketemu Tora,” tambah Lukman.
Sebaliknya, Aming merasa senang mendapat tawaran film ini. Selain karena reuni dengan teman-teman lama, ia juga sedang menganggur.
“Jujur senang banget. Abang (panggilan untuk Joko Anwar) WhatsApp main film yuk. “Eh iya bang, lagi nganggur”. Biasalah aktor lama kurang eksposur,” tambah Aming.
“Pas lihat pemainnya kayak “Wah bakal berantakan”. Pas ketemu Lukman, Tora sama Abi (Abimana) kan teman lama dipersatukan satu proyek. Abang tuh tau cara mengolah talenta-talentanya. Langsung mati suri. Dan emang apa ya pokoknya senang,” katanya.
Dengan variasi aktor dari usia hingga karier, Joko Anwar memastikan komedinya sesuai dengan filmografi yang ia buat di karya terdahulunya.
“Kebutuhannya laki. Gak sda comedy consultant karena mereka dibiarin aja lucu. Jokes yang ada di sini adalah jokes yang dibilang satir,” kata Joko Anwar.
“Komitmen kita film Come & See Pictures harus socially relevant yang dialami sebagai orang Indonesia dan harus diceritakan secara eksploratif tapi harus relevan isunya. Tentunya ada karena film ini membicarakan Indonesia, miniaturnya dari penjara,” katanya.
Film Ghost in the Cell direncanakan tayang di bioskop Indonesia pada tahun 2026.
