Nezar Patria: Datathon 2025 Perkuat Pembangunan Talenta AI Masa Depan

Nezar Patria: Datathon 2025 Perkuat Pembangunan Talenta AI Masa Depan

Jakarta, Beritasatu.com – Fakultas Ilmu Komputer (Fasilkom) Universitas Indonesia (UI) bekerja sama dengan B-Universe dan PT Permodalan Nasional Madani (PNM) menggelar Public Workshop Datathon 2025 sebagai upaya memperkuat literasi teknologi artificial intelligence (AI) di kalangan mahasiswa dan publik.

Acara yang berlangsung di kampus UI, Kota Depok, Jawa Barat, Sabtu (19/7/2025) ini menghadirkan sejumlah pembicara kompeten di bidang digital dan AI, seperti Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Wamenkomdigi) Nezar Patria, CEO Kata.ai Irzan Raditya, serta CEO Prosa.ai Teguh Eko Budiarto.

“Ini acara yang bagus sekali dan patut didukung bahkan dikembangkan di masa depan. Datathon 2025 ini salah satu inisiatif yang kita harapkan akan memperkuat pembangunan AI talent kita di masa mendatang,” ujar Nezar Patria kepada Beritasatu.com seusai jadi pembicara dalam Datathon 2025.

Datathon 2025 merupakan edisi ketiga yang digelar secara luring, setelah sebelumnya sempat dilakukan daring saat pandemi Covid-19. Ajang ini diinisiasi oleh para mahasiswa Fasilkom UI yang tergabung dalam komunitas Ristek.

Topik yang diangkat mencakup ragam isu strategis, mulai dari peluang bisnis di bidang AI, tantangan industri AI, kebutuhan talenta digital di Indonesia, hingga regulasi dan etika penggunaan teknologi AI. 

CEO Kata.ai Irzan Raditya menyambut positif penyelenggaraan acara ini. Ia memuji semangat peserta dan menyebut momen ini sangat tepat untuk mulai menumbuhkan minat terhadap AI.

“Antusiasme soal AI ini memang harus dimulai sedini mungkin. Jadi, teman-teman yang masih kuliah di sini, mereka lagi haus banget buat ngulik-ngulik terkait teknologi AI. Ini waktu yang tepat saya rasa. Dari pertanyaan-pertanyaan peserta, saya melihat semangat dan kualitas yang luar biasa,” ujarnya.

Senada, CEO Prosa.ai Teguh Eko Budiarto menambahkan bahwa Indonesia memiliki potensi besar dalam pengembangan AI, namun masih menghadapi berbagai tantangan infrastruktur dan akses teknologi.

“Kita memiliki pasar domestik yang besar, dengan 290 juta penduduk. Tapi tantangan terbesar ada pada infrastruktur pengembangan AI yang masih mahal. Dibutuhkan dukungan dari berbagai pihak, baik itu pemerintah, swasta, hingga komunitas,” ucap Teguh.

Dalam kesempatan tersebut, para pembicara menekankan pentingnya generasi muda untuk menguasai keterampilan digital dan memahami manfaat teknologi AI secara menyeluruh. Pasalnya, Indonesia saat ini masih kekurangan sekitar 12 juta talenta digital.

Pemerintah sendiri tengah menyusun peta jalan AI, termasuk pembuatan Peraturan Presiden terkait adopsi AI, program AI Talent Factory, pengembangan pusat data internasional, dan kolaborasi dengan komunitas pengembang teknologi. Selain itu, Universitas Indonesia juga berencana membuka Program Studi Kecerdasan Artifisial mulai tahun ajaran 2026/2027.

“Prosesnya sudah berlangsung sejak awal tahun ini. Ini menjadi demand yang sangat tinggi, maka kami juga menambah daya tampung. Sehingga diharapkan nanti akan bisa berkontribusi untuk menghasilkan talenta-talenta digital yang diharapkan,” ujar Dekan Fasilkom UI Petrus Mursanto.