Ramai Group Gay Tuban, Lamongan, Bojonegoro, Aktivis Minta Atensi Pemerintah & Aparat

Ramai Group Gay Tuban, Lamongan, Bojonegoro, Aktivis Minta Atensi Pemerintah & Aparat

Tuban (beritajatim.com) – Selain group fantasi di media sosial Facebook, kini ramai diperbincangkan group Gay Tuban, Lamongan, Bojonegoro yang ada di Facebook hingga viral. Kini, group tersebut berisikan 10,9 ribu anggota dan berisikan konten fantasi sesama jenis.

Sontak, group ini menjadi perbincangan serius terlebih di kalangan aktivis sangat menyayangkan perilaku generasi muda yang menyimpang.

Ketua PC Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Tuban, Ahmad Wafa Amrillah mengatakan, bahwa adanya group tersebut perlu disikapi dengan serius, mengingat yang ada di dalam group rata-rata usia remaja.

“Perlu adanya edukasi untuk mereka, peran penting media disini juga diperlukan,” tutur Ahmad Wafa Amrillah, minggu (01/05/2025).

Ia menjelaskan, peran media yakni untuk mengontrol dan memberikan edukasi kepada mereka agar tidak terlibat lebih jauh. “Karena anak muda sekarang itu kan seringkali fomo atau ikut-ikutan, sehingga dikhawatirkan banyak yang mengikuti arus,” ujar Wafa sapaannya.

Selain itu, anak muda terkadang menganggap hal seperti ini wajar dan hal biasa. Sehingga, sangat merusak masa depan. Oleh karena itu, Wafa berharap ada atensi dari Pemerintah maupun aparat dalam menyikapi group tersebut.

“Tentu menyikapi dengan tegas keberadaan group ini, karena melihat pengikutnya sangat banyak, sehingga harus dibentengi,” terang Wafa.

Aktivis pergerakan ini juga setuju apabila ada sosialisasi secara langsung, selain edukasi melalui peran media. Terlebih edukasi di lingkungan pendidikan juga diperlukan.

“Karena ini juga menyangkut akhlak dan moral anak-anak muda itu sendiri, khawatirnya banyak yang ikut-ikutan, terutama di kalangan anak-anak sekolah,” imbuhnya.

Pihaknya juga menyampaikan bahwa untuk menyikapi hal ini dilakukan secara bersama-sama, baik masyarakat, orang tua, guru-guru yang ada di sekolah dan pengawasan oleh pemerintah serta memberikan atensi tegas dengan diblokirnya group tersebut.

“Wewenangnya kan ada di pemerintah dan aparat ya harus dipertegas untuk menangani group itu,” pungkasnya. [dya/ted]