Meskipun harga emas tetap stabil, banyak analis kini bersikap netral karena tak melihat adanya katalis kuat dalam jangka pendek. Sentimen investor saat ini juga mulai bergeser seiring dengan ekspektasi bahwa data ekonomi AS akan mendukung sikap netral Federal Reserve. Salah satu data yang paling dinanti adalah laporan Indeks Harga Konsumen (CPI) untuk bulan Juni.
Federal Reserve sendiri masih menahan diri untuk menaikkan suku bunga, mengingat inflasi tetap tinggi namun stabil. Analis dari FP Markets menyebut bahwa hanya data CPI yang bisa memicu tekanan lebih besar dari Trump terhadap The Fed. Bila data CPI lebih kuat dari perkiraan, indeks dolar bisa tetap tinggi dan emas cenderung bergerak mendatar.
Ole Hansen dari Saxo Bank mengatakan bahwa emas saat ini kekurangan katalis untuk kembali ke rekor tertinggi USD3.500 per ons yang tercapai pada April. Ia juga melihat bahwa para investor institusional mulai menjual saham-saham yang dibeli investor ritel, yang pada akhirnya bisa memicu koreksi baru yang justru mendukung harga emas.
Namun untuk saat ini, pasar emas berada dalam situasi tarik-menarik antara dukungan menengah dan tekanan jual jangka pendek. Banyak pelaku pasar yang mulai mengurangi eksposur menjelang libur musim panas, yang membuat pergerakan emas cenderung datar dalam beberapa pekan ke depan.
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4721215/original/050847100_1705711212-fotor-ai-2024012073921.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)