JAKARTA – Pengadilan Magistrat Tel Aviv memperpanjang penahanan jurnalis Israel bernama Frey. Ia ditahan lantaran lewat media sosialnya bersyukur tentara IDF tewas di Gaza.
Rasa bersyukur itu disampaikan Frey dalam tulisan singkat di akun X miliknya. Unggahan yang merupakan bagian dari kritiknya, terhadap apa yang terjadi di Gaza.
“Dunia terasa lebih baik pagi ini tanpa lima anak muda yang terlibat dalam salah satu kejahatan paling kejam terhadap kemanusiaan,” tulis jurnalis Israel tersebut, merujuk pada lima tentara Israel atau IDF yang tewas akibat alat peledak di Beit Hanoun, Gaza utara awal pekan ini, dikutip dari Timesofisrael.
Akibat unggahan itu, Frey dituduh menghasut dan mendukung terorisme kemudian ditangkap di Tel Aviv, Israel pada Rabu 9 Juli. Masa penahanannya kemudian diperpanjang hingga Kamis 10 Juli waktu setempat.
“Sayangnya, bagi anak laki-laki di Gaza yang sekarang dioperasi tanpa anestesi, anak perempuan yang kelaparan hingga meninggal, dan keluarga yang meringkuk di tenda di bawah bombardir — hal itu tidaklah cukup,” sambung Frey.
“Ini adalah seruan untuk setiap ibu Israel: Jangan jadi orang berikutnya yang menerima putra Anda di peti mati sebagai penjahat perang. Tolak,” lanjut dia.
רק בישראל אפשר גם “להתנגד” למלחמה ו”להזדעזע” ממה שאנחנו עושים בעזה, וגם, באותה נשימה, לשלוח תנחומים מרגשים למי שביצע בפועל את הזוועות. זה מאד פשוט: הסלחנות שלכם כלפי הפושעים היא אדישות כלפי הפשע. והתנחומים הם הלגיטימציה והדלק להמשך ביצוע הזוועות. תבחרו צד. https://t.co/NYo1ujv0Qn
— ישראל פריי (@freyisrael1) July 8, 2025
Mengutip laporan Arab News, Frey juga pernah diperiksa tentara IDF akibat bersikap kritis terhadap Israel. Pada Maret 2025, Frey diinterogasi atas tudingan menghasut terorisme atas beberapa unggahan pro-Palestina.
“Seorang Palestina yang melukai tentara IDF atau pemukim di wilayah apartheid bukanlah teroris. Dan itu bukan serangan teror. Ia adalah pahlawan yang berjuang melawan penjajah demi keadilan, pembebasan, dan kebebasan,” tulisnya kala itu.
Ini juga bukan kali pertama kebebasan berpendapat jurnalis Israel ini diintimidasi Israel. Pada 16 Oktober 2023, sepekan setelah Israel menginvasi, Frey yang sebelumnya menyatakan solidaritas kepada warga Palestina di Gaza, diserang massa sayap kanan Israel.
Beruntung Frey bisa bersembunyi dan melarikan diri dari rumahnya yang diamuk massa sayap kanan Yahudi ultra-Ortodoks tersebut.
Ia pun selamat dan kembali menegaskan kemanusiaan di atas segalanya meski masa penahanannya diperpanjang Kamis ini.
Kepada surat kapar Israel, Haaretz, Frey mengaku tidak akan “menundukkan kepala” atas penganiayaan yang dialaminya.
“Kami telah menyebabkan cukup banyak penderitaan, darah, dan air mata. Bebaskan Gaza. Cukup,” sambung jurnalis Israel itu.
