Liputan6.com, Jakarta – Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO) Hasan Nasbi menjelaskan Sekolah Rakyat merupakan program pemerintahan Presiden Prabowo Subianto yang ditujukan untuk anak-anak dari desil-1 atau miskin ekstrem. Mereka tak dapat ke sekolah, meski sudah digratiskan oleh pemerintah karena adanya biaya-biaya tambahan.
“Tapi ini anak-anak di sini tuh benar-benar anak-anak yang bahkan sekolah digratiskan pun, mereka tidak sanggup, enggak ada ongkos, enggak ada uang jajan, biaya hidup juga tidak mencukupi, bahkan akses terhadap air bersih juga mereka tidak punya,” jelas Hasan kepada wartawan, Rabu (9/7/2025).
“Jadi desil-1 ini benar-benar berada di dalam wilayah kemiskinan ekstrem. Jadi digratiskan pun, mereka tidak sekolah. Ada anak-anak seperti itu, termasuk juga anak-anak yang ada di jalanan,” sambungnya.
Untuk itu, kata dia, pemerintah menyiapkan Sekolah Rakyat untuk anak-anak yang masuk kategori miskin ekstrem. Nantinya, anak-anak akan mendapatkam kurikulum pembelajaran yang sama dengan sekolah reguler.
Hasan menjelaskan Sekolah Rakyat berkonsep asrama, dimana anak-anak diberikan tempat tinggal dan makan tiga kali sehari. Tak hanya itu, para orang tua mereka juga diberikan pelatihan dan diberi bantuan untuk membantu perekonomian.
“Ada gedung sendiri, dia diasramakan, dikasih makan 3 kali sehari. Tidak hanya anak-anaknya yang disekolahkan, tapi orang tua mereka juga diintervensi oleh pemerintah. Diintervensi, dikasih pelatihan, dikasih bantuan supaya kehidupan ekonomi mereka juga bisa meningkat,” katanya.
Dia menuturkan program Sekolah Rakyat merupakan upaya pemerintah untuk menghilangkan kemiskinan ekstrem di Indonesia, melalui pemberian akses pendidikan yang lebih baik. Dengan begitu, anak-anak diharapkan mendapatkan pekerjaan yang baik untuk memutus rantai kemiskinan.
“Jadi itu diambil alih oleh negara, mereka diurus oleh negara, dimasukkan ke dalam sekolah rakyat supaya dapat pendidikan yang baik, supaya mereka nanti punya akses yang lebih terbuka kepada lapangan kerja dan bisa keluar dari jurang kemiskinan ekstrim, kira-kira begitu,” tutur Hasan.
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5253707/original/021063200_1750057846-20250616_110909.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)