Tidak hanya mengejar kontrak baru, Wiwi menegaskan, Waskita saat ini juga fokus pada implementasi restrukturisasi, perbaikan tata kelola perusahaan, sekaligus transformasi pada sisi operasional dan keuangan.
Seperti diketahui, pada tahun lalu Perseroan sudah mendapat persetujuan dari 22 kreditur perbankan Master Restructuring Agreement (MRA) dan Kredit Modal Kerja Penjaminan (KMKP) 2021 dengan nilai outstanding sebesar Rp31,65 triliun.
“Pada Oktober 2024, usulan restrukturisasi MRA terbaru itu sudah dinyatakan efektif. Dengan begitu, Perseroan sekarang memiliki fleksibilitas atas skema cash waterfall dan pengelolaan kas yang dimiliki, sehingga kegiatan operasional perusahaan dapat berjalan lebih lancar, termasuk dalam memenuhi kewajiban perpajakan dan utang vendor,” tutur dia.
Lebih lanjut selama tahun 2024, Waskita telah merealisasikan pembayaran pajak sebesar Rp2,9 triliun atau naik 116,05 persen secara year on year (yoy). Sementara utang vendor past due sejak 2022 telah turun hingga 84 persen dari Rp2,1 triliun menjadi Rp340 miliar pada kuartal I 2025.
“Kemudian sejak MRA efektif, total utang Waskita secara keseluruhan turun 18,8 persen dari Rp84 triliun menjadi Rp68,14 triliun pada kuartal pertama tahun ini,” jelas Wiwi.
Wiwi menegaskan Waskita terus berkomitmen memenuhi seluruh kewajiban keuangan kepada seluruh kreditur. Ke depannya, Waskita akan fokus menjalankan transformasi perusahaan demi meningkatkan kinerja.
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3126420/original/060041200_1589339869-WASKITA.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)