Terkendala Hujan, Petani Garam di Sampang Tak Bisa Produksi

Terkendala Hujan, Petani Garam di Sampang Tak Bisa Produksi

Sampang (beritajatim.com) – Meski sudah memasuki musim kemarau, intensitas hujan deras masih terus mengguyur Kabupaten Sampang. Sehingga, membuat petani garam belum bisa memulai produksi. Selasa (10/6/2025)

M Syafi, seorang petani garam asal Desa Marparan, Kecamatan Sreseh, mengatakan bahwa biasanya petani garam di daerahnya mulai memproduksi garam pada bulan April. Namun, tahun ini produksi garam tertunda karena cuaca yang tidak stabil.

“Saat ini kami belum produksi garam, tapi kami sudah mempersiapkan lahan. Tinggal menunggu kemarau tiba,” ujarnya.

Di tahun 2024 lalu, musim kemarau berlangsung selama enam bulan, dari April hingga September, dan dia bisa menghasilkan sekitar 40 ton garam dengan harga jual Rp 700 ribu hingga Rp 1 juta per ton, tergantung kualitas.

“Sementara di tahun ini cuaca masih seperti ini. Jadi mau gimana lagi. Yang jelas ini bisa mengurangi kepenghasilan petani garam,” imbuhnya

M Syafi memprediksi bahwa kemarau murni tahun ini akan tiba, meskipun waktunya belum diketahui pasti.

“Jika hujan sudah tidak mengguyur, kami langsung mulai memproduksi garam. Mudah-mudahan harga garam tahun ini mahal,” pungkasnya. [sar/aje]