Pedagang Oleh-oleh Haji Probolinggo Tolak Relokasi ke TWSL, Dinilai Tak Layak

Pedagang Oleh-oleh Haji Probolinggo Tolak Relokasi ke TWSL, Dinilai Tak Layak

Probolinggo (beritajatim.com) – Puluhan pedagang oleh-oleh haji dan umroh di depan Masjid Agung Raudhotul Jannah, Kota Probolinggo, menolak rencana relokasi yang ditawarkan Pemerintah Kota ke kawasan Taman Wisata Studi Lingkungan (TWSL). Penolakan tersebut disuarakan dalam aksi demonstrasi pada Jumat (13/6/2025).

Rencana relokasi tersebut disampaikan oleh Dinas Koperasi, UMKM, dan Perdagangan (DKUP) Kota Probolinggo. Namun dari 10 pedagang yang berjualan di depan masjid, hanya lima yang disebut akan dipindahkan ke depan TWSL. Para pedagang menilai lokasi baru tidak strategis dan tidak cocok untuk usaha oleh-oleh ibadah haji.

Salah satu pedagang, Rivo Alfadani, menilai TWSL bukan tempat yang tepat untuk menjual produk khas haji. “Orang belanja oleh-oleh haji ya pasti ke depan masjid, bukan ke tempat wisata,” ujarnya.

Ketua Paguyuban Oleh-Oleh Haji dan Umroh, Bambang Suwoto, juga menyayangkan langkah pemerintah yang dinilai tidak memberikan solusi konkret. Ia menyebutkan bahwa lokasi mereka saat ini sudah menjadi titik strategis dan telah ditempati selama puluhan tahun.

“Tempat kami strategis, sudah puluhan tahun di sini. Kenapa harus kami yang digusur? Kenapa bukan pujasera yang justru sepi dan kotor?” katanya.

Bambang juga menyampaikan bahwa pihaknya telah mencoba mengajukan permintaan audiensi kepada Wali Kota Probolinggo, namun hingga kini belum mendapat tanggapan. “Kami bukan cari masalah. Kami hanya ingin tetap bisa berjualan. Ini soal kebutuhan hidup,” tambahnya.

Sebagai langkah lanjutan, paguyuban pedagang oleh-oleh haji akan menyampaikan aspirasi mereka ke DPRD Kota Probolinggo, dengan harapan wakil rakyat dapat menjadi penyalur aspirasi kepada pemerintah kota.

Hingga berita ini diturunkan, Kepala DKUP Fitriawati Jufri dan Kabid Bina Marga PUPR-PKP Gigih Ardityawan belum memberikan tanggapan atas penolakan relokasi tersebut. [ada/beq]