Komisi I DPR Panggil Menlu, Bahas Sikap Indonesia Soal Perang Iran Israel – Page 3

Komisi I DPR Panggil Menlu, Bahas Sikap Indonesia Soal Perang Iran Israel – Page 3

Berangkat dari konflik di Timur Tengah tersebut, dia pun mempertanyakan perihal konfigurasi sistem pertahanan Indonesia sebab menurutnya perang saat ini telah menggunakan alat utama sistem senjata (alutsista) yang amat canggih.

Ia lantas mencontohkan AS yang menggunakan pesawat pengebom (bomber) siluman B-2 dengan karakteristik sulit terdeteksi oleh radar musuh untuk menyerang tiga fasilitas nuklir Iran pada hari Sabtu (21/6).

“Mohon maaf, nanti Panglima, Menhan, para kepala staf, masih perlukah konfigurasi personel seperti itu? Sekarang ‘kan (TNI) Angkatan Darat 370.000 orang, Angkatan Udara 40.000 orang, dan Angkatan Laut 70.000 orang,” tuturnya.

Untuk itu, dia memandang perlu sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni untuk dapat mengimbangi kemajuan alutsista tersebut.

“Jadi, dia punya material. Jadi kita harus perbanyak ahli metalurgi, ahli ilmu IT, ahli radar,” katanya.

Wakil rakyat ini berharap semua pihak untuk menahan diri agar eskalasi konflik di Timur Tengah tidak makin memanas dan melebar menjadi yang perang lebih luas. “Kita menahan dirilah. Kita juga berkomentar yang tidak memancing suasana tambah panas sebab kalau udah panas ini bahaya sekali,” katanya.

Sebelum situasi kian memanas, dia mengingatkan pentingnya pemerintah RI segera mengevakuasi warga negara Indonesia (WNI) yang ada di wilayah konflik antara Iran dengan Israel.

“‘Kan saya bilang sigap. Jauh sebelum hari saya bilang evacuate warga negara. Pasti ada di Iran, pasti ada di Israel. Sahabat, saudara-saudara kita yang Kristen ‘kan, melakukan pilgrim dia, kayak kita (umat Islam) umrah. Selalu ada. Nah, kalau sebelum makin gawat itu mudah dievakuasi,” ucapnya.