Cegah Praktik Ilegal, KKP Kembangkan Sistem Ketertelusuran Produk Perikanan

Cegah Praktik Ilegal, KKP Kembangkan Sistem Ketertelusuran Produk Perikanan

JAKARTA – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menggandeng Global Dialogue on Seafood Traceability (GDST) untuk memperluas jangkauan Sistem Ketertelusuran dan Logistik Ikan Nasional (Stelina).

Sistem itu dikembangkan agar memenuhi standar global dan menjamin produk perikanan yang diperdagangkan dari Indonesia berasal dari praktik legal serta ramah lingkungan.

“Stelina sebagai solusi kolaboratif berbasis interoperabilitas antarsistem dengan output teknologi QR code akan memperkuat sistem integrasi hulu hilir. Ini memberikan gambaran lengkap tentang ketertelusuran produk perikanan kepada konsumen,” ujar Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) KKP Tornanda Syaifullah seperti dikutip dari keterangan resminya, Senin, 23 Juni.

Melalui Stelina, kata Tornanda, setiap tahap perjalanan ikan dari hasil budi daya atau penangkapan hingga ke tangan konsumen dapat dicatat secara transparan. Sistem itu diharapkan dapat memperkuat daya saing produk Indonesia di pasar global.

“Sistem ini juga menepis isu bahwa produk perikanan Indonesia hasil ilegal fishing maupun diproduksi dengan cara tidak ramah lingkungan,” kata dia.

Executive Director GDST Huw Thomas menuturkan, terintegrasinya Stelina dengan sistem ketertelusuran yang dimiliki GDST menunjukkan komitmen Indonesia melindungi sumber daya perikanan berkelanjutan dan memastikan keamanannya untuk dikonsumsi masyarakat global.

Sementara itu, Ketua Asosiasi Penangkapan Pole & Line dan Handline Indonesia (AP2HI) Janti Juari menilai, penerapan Stelina berstandar global menjadi angin segar bagi peningkatan nilai perdagangan perikanan Indonesia.

Menurut dia, sistem itu dapat memperkuat posisi komoditas udang dan tuna di pasar ekspor.

Adapun nilai ekspor udang Indonesia pada 2024 mencapai 1,68 miliar dolar AS atau 28,2 persen dari total nilai ekspor perikanan.

Komoditas tersebut diekspor ke Amerika Serikat, Jepang, China, Uni Eropa dan negara-negara Asean. Sementara ekspor Tuna, Cakalang dan Tongkol mencapai 1,03 miliar dolar AS atau 17,4 persen dengan tujuan utama ke Asean, Amerika Serikat, Uni Eropa, Jepang dan Timur Tengah.