Meski demikian, arah pasar tidak sepenuhnya satu sisi. Di tengah isu geopolitik, penguatan sementara dolar AS sempat muncul menyusul kabar dari pengadilan AS yang membatalkan beberapa tarif dagang, mendorong selera risiko pasar.
Optimisme terhadap pembicaraan damai dagang antara AS dan Tiongkok pun turut menekan minat investor pada aset lindung nilai, walaupun ketidakpastian tetap membayangi.
Andy Nugrahamemperkirakan pasar masih menahan posisi di emas karena belum ada kejelasan soal arah final kebijakan fiskal dan moneter AS.
Secara teknikal, pergerakan harga emas ditopang sinyal penguatan tren naik yang semakin solid. Kombinasi candlestick bullish dan posisi harga di atas garis Moving Average memperkuat proyeksi bahwa tren naik bisa berlanjut.
“Jika tekanan beli terus berlanjut dan tidak ada kejutan negatif dari data ekonomi atau pernyataan The Fed, maka harga emas berpotensi menguji area USD 3.500 pada minggu depan,” ujar Andy Nugraha.
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4826292/original/095830100_1715176226-fotor-ai-20240508204955.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)