Liputan6.com, Jakarta Bertepatan dengan peringatan World Ocean Day atau Hari Laut Sedunia, Perkumpulan Usaha Wisata Selam Indonesia yang tergabung dalam Indonesia Divetourism Company Association (IDCA) menyampaikan surat terbuka kepada Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto.
Surat ini menyuarakan keprihatinan mendalam atas aktivitas pertambangan nikel di kawasan Raja Ampat, Papua Barat Daya surga wisata bawah laut yang terkenal di dunia, namun kini dinilai sedang menghadapi ancaman kerusakan akibat ekspansi industri tambang.
Dalam surat tersebut, IDCA menyampaikan empat poin penting kepada Presiden. Mereka meminta agar izin tambang di Raja Ampat dicabut secara permanen, sebagai langkah awal menyelamatkan ekosistem. Selain itu, mereka juga mendorong perluasan zona perlindungan laut agar area konservasi memiliki ruang aman yang lebih luas.
Tak hanya itu, IDCA menekankan pentingnya penguatan ekonomi hijau berbasis masyarakat lokal sebagai alternatif ekonomi yang berkelanjutan. Terakhir, mereka menuntut agar masyarakat sekitar dilibatkan secara aktif dalam proses pengelolaan kawasan wisata dan konservasi.
Ketua IDCA, Ebram Harimurti, menegaskan keberadaan industri tambang sangat bertentangan dengan nilai konservasi yang dimiliki Raja Ampat.
“Raja Ampat bukan hanya kebanggaan nasional, tapi juga simbol konservasi laut global. Keberadaan industri ekstraktif seperti tambang nikel menjadi sangat kontradiktif di kawasan dengan nilai ekologis setinggi ini,” ujar Ebram Harimurti.
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4659015/original/089147200_1700653952-20231122-Keindahan_Raja_Ampat-AFP_1.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)