Mojokerto (beritajatim.com) – Momentum Hari Kartini dimanfaatkan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mojokerto untuk menguatkan peran perempuan dalam peningkatan ekonomi keluarga. Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) menggelar penguatan kapasitas perempuan melalui pelatihan ketrampilan.
Bertempat di Pendopo Graha Maja Tama (GMT), Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mojokerto, pelatihan keterampilan tersebut digelar untuk kader PKK dari empat kecamatan. Mereka mengikuti pelatihan membuat tas goni kombinasi sulam pita, tas anyaman plastik dengan teknik decoupage, serta olahan makanan berbahan dasar tape dan singkong.
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (DPMD) Kabupaten Mojokerto, Yudha Akbar Prabowo, menjelaskan bahwa pelatihan dilaksanakan dalam dua tahap. Tahap pertama dimulai pada April 2025, fokus pada pelatihan pembuatan tas untuk peserta dari Kecamatan Pacet dan Jatirejo. Sedangkan tahap kedua akan dilaksanakan pada Juli mendatang.
“Dengan materi olahan makanan, menyasar peserta dari Kecamatan Gondang dan Trawas. Total peserta sebanyak 160 orang. Tujuan dari kegiatan ini adalah menciptakan jiwa wirausaha (entrepreneur) yang tangguh bagi kader pkk. Kedua, meningkatkan kualitas produk dan kemasan produk sesuai dengan jenis dan kuantitas yang akan dikemas,” jelasnya, Senin (31/4/2025).
Ketiga, kader PKK yang telah mempunyai usaha produk olahan dapat segera menyelesaikan legalitas produk sesuai dengan ketentuan yang berlaku (NPWP, SIUP, PIRT dan sertifikat produk) dengan standar yang telah ditentukan sehingga tidak kesulitan akan melakukan pemasaran dan yang terakhir memberikan bekal keterampilan untuk peningkatan ekonomi keluarga.
Bupati Mojokerto Muhammad Al Barra yang hadir membuka kegiatan menyampaikan bahwa perempuan memiliki peran penting dalam pembangunan. Menurut Gus Barra, sapaan akrab Bupati Mojokerto, semangat Kartini harus menjadi inspirasi bagi perempuan masa kini agar lebih berdaya.
“Perempuan-perempuan ini bukan hanya pelengkap hidup, tetapi perempuan-perempuan adalah pasangan hidup yang mampu berdikari, mampu berkarir, dan mampu untuk melakukan banyak hal dalam rangka membantu keberlangsungan rumah tangga, tapi tetap ada koridor-koridor dan ketentuan yang berlaku,” jelasnya.
Gus Barra menyampaikan bahwa kegiatan tersebut merupakan bagian dari program Perempuan Berdaya yang diusung pemerintah daerah. Tujuannya, agar para ibu rumah tangga memiliki keterampilan ekonomi tanpa harus meninggalkan peran utamanya dalam keluarga karena seorang perempuan adalah tiang satu negara.
“Jika tiang itu berdiri maka negara ini akan kokoh berdiri dan kalau perempuan itu dihancurkan maka hancurlah sebuah negara. Jadi perempuan adalah penentu nasib bagi bangsa dan negara. RA Kartini juga tidak hanya belajar atau tidak hanya memperjuangkan harkat dan martabat perempuan-perempuan Jawa pada waktu itu. Beliau juga belajar ilmu agama dan murid dari KH Soleh Darat, Semarang,” paparnya.
Sementara itu, Ketua TP PKK Kabupaten Mojokerto, Shofiya Hanak Al Barra, dalam sambutannya juga menekankan bahwa kegiatan tersebut bukan sekadar kegiatan simbolik memperingati Hari Kartini, melainkan langkah konkret untuk membekali perempuan dengan keterampilan yang aplikatif.
“Kita semua mengenakan kebaya ini bukan hanya simbolis saja, namun kita buktikan dengan karya yang nyata. Artinya berkomitmen bersama untuk meningkatkan kualitas diri dan meningkatkan penguatan ekonomi keluarga. Kegiatan ini juga mendukung program Gelari Pelangi (Gerakan Keluarga Indonesia dalam Peningkatan Kualitas Pendidikan dan Pengelolaan Ekonomi), yang merupakan bagian dari 10 program pokok PKK,” tegasnya.
Kegiatan ini diharapkan menjadi titik awal pemberdayaan perempuan Mojokerto dalam menyongsong Indonesia Emas 2045, sekaligus menegaskan bahwa perempuan masa kini bisa berkarya dan mandiri dalam bingkai keluarga yang harmonis dan sejahtera. [tin/ian]
