Lamongan (beritajatim.com) – Suasana di makam Dusun Jombok, Desa Wonorejo, Kecamatan Sambeng, Kabupaten Lamongan, menjadi begitu meriah, pada hari pelaksanaan tradisi Nyadran. Warga dari berbagai penjuru dusun, tumpah ruah memenuhi area makam dan punden Pande, titik sakral yang menjadi pusat ritual tahunan ini.
Tradisi Nyadran yang sudah berlangsung turun-temurun, bukan sekadar ritual doa bersama di makam leluhur. Tahun ini, prosesi semakin semarak dengan adanya acara udik-udikan, sebuah tradisi unik, di mana warga saling berebut uang yang dilemparkan sebagai simbol berbagi rezeki dan harapan akan keberkahan.
Mbah Sapari, sesepuh dusun, menjelaskan bahwa Nyadran dilakukan warga setempat, sebagai wujud syukur atas hasil panen yang melimpah. “Kami melaksanakan ini agar selalu diberi kelimpahan dan dijauhkan dari segala musibah,” tutur pria 71 tahun itu, Kamis (24/4/2025).
Prosesi nyadran dimulai dengan berkumpul di aream malam dan punden yang dianggap sakral. Warga berbondong-bondong membawa ambeng, nasi tumpeng lengkap dengan lauk-pauk. Mereka kemudian dia bersama, dipimpin oleh para sesepuh desa.
Selanjutnya, dimulailah momen paling ditunggu, yakni udik-udikan. Uang receh dilemparkan ke kerumunan warga, yang kemudian diperebutkan dengan penuh antusias.
Tradisi Nyadran yang digelar masyarakat Dusun Jombok, Desa Wonorejo, Kecamatan Sambeng, Kabupaten Lamongan, Kamis (24/4/2025).
Tak hanya orang dewasa, anak-anak pun turut memeriahkan udik-udikan. Gelak tawa dan teriakan bahagia terdengar saat mereka berlarian mengejar lembaran uang yang beterbangan.
“Saya percaya, uang yang saya dapatkan dari tradisi ini membawa keberkahan dan rezeki yang tidak terduga,” kata Satur, salah satu warga yang mengaku setiap tahun selalu mengikuti tradisi Nyadran.
Bagi warga Jombok, Nyadran adalah cara untuk menjaga tali silaturahmi, merawat tradisi, sekaligus melestarikan kearifan lokal. Di tengah modernisasi yang terus melaju, Nyadran menjadi pengingat bahwa budaya dan spiritualitas masih memiliki tempat istimewa di hati masyarakat. (fak/kun)
