Dukungan Emosional adalah Investasi Jangka Panjang bagi Kesejahteraan Anak

Dukungan Emosional adalah Investasi Jangka Panjang bagi Kesejahteraan Anak

JAKARTA – Perkembangan emosional adalah aspek penting dari keseluruhan perkembangan anak. Dan, orang tua memiliki peran krusial dalam membentuk dan mendukung perkembangan emosional yang sehat.

Tak bisa dipungkiri, menjadi orang tua di era sekarang memiliki tantangan yang berat. Para orang tua harus mampu beradaptasi dengan gempuran perkembangan teknologi dalam mendidik anak.

Di satu sisi, teknologi memang menawarkan berbagai manfaat dan kemudahan. Namun di era digital yang hampir segala hal bisa dilakukan dengan mengklik layar handphone, di sinilah orang tua memiliki peran yang sangat penting dalam mengendalikan gadget atau gawai.

“Banyak anak sekarang yang pintar-pintar, tapi tidak memiliki empati. Karena apa? Karena kita, para orang tua, sering kali melakukan short cut atau memotong sebuah proses,” kata psikolog anak Intan Erlita, M.Psi.

“Padahal agar anak memiliki karakter yang kuat butuh proses yang panjang dan tidak instan,” imbuhnya. 

Kecerdasan Intelektual Bukan yang Terpenting

Dalam ilmu psikologi, dalam membentuk karakter membutuhkan empat aspek, yaitu IQ (intelligence quotient atau kecerdasan intelektual), EQ (emotional quotient atau kecerdasan emosional), SQ (spiritual quotient atau kecerdasan spiritual), dan AQ (adversity quotient kecerdasan untuk menghadapi kesulitan-kesulitan hidup).

Namun tak sedikit orang tua yang melupakan tiga aspek di atas dengan hanya fokus pada satu aspek, yaitu kecerdasan intelektual. Padahal, kata Intan Erlita, kecerdasan intelektual bukan satu-satunya faktor penting dalam kesuksesan anak di masa depan.

“Ilmu yang tanpa dilandasi oleh kematangan emosional dan basic agama sejatinya akan menjadi bumerang di kemudian hari,” kata Intan Erlita, M.Psi saat mengisi seminar parenting bertajuk “Pentingnya Orang tua dalam Mendukung Pertumbuhan Emosional Anak” di SD Islam Permata Hati, Tangerang, Sabtu (3/5/2025).

Psikolog anak Intan Erlita, M.Psi saat mengisi seminar parenting di SD Islam Permata Hati, Tangerang, Sabtu (3/5/2025). (VOI/Dewi)

Untuk itu, Intan mendorong para orang tua untuk tidak hanya fokus pada IQ, tapi juga tiga aspek lainnya yaitu EQ, SQ, dan AQ. Karena pada dasarnya, seluruh aspek tersebut memiliki keterikatan satu sama lain.

Membentuk karakter anak, memang tidak mudah. Butuh waktu yang panjang dan konsisten untuk menjadikan anak-anak pribadi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tapi juga memiliki adab dan empati di kemudian hari.

Hal ini harus ditumbuhkan sejak dini dari rumah. Karena itulah, orang tua, kata Intan, sudah seharusnya menjadi tempat yang paling nyaman bagi anak.

“Selain mendoakan anak setiap hari, orang tua harus menjadi tempat yang aman, menjadi pendengar yang aktif, mengajarkan regulasi emosi, dan menjadi role model,” jelas Intan.

Tantangan di Tangan Orang Tua

Tapi memang, ada sejumlah tantangan yang bakal dihadapi orang tua dalam membantu pertumbuhan emosional anak. Mulai dari adanya keterbatasan waktu, tidak konsisten, pola asuh yang berbeda, sampai peran orang tua yang tidak hadir.

“Jadi dalam pengasuhan, memang tidak boleh ada gaya parenting atau pola asuh berbeda antara ayah dan ibu,” tutur Intan.

Tantangan lain yang juga dihadapi orang tua dalam mengasuh anak agar memiliki kecerdasan emosional adalah adanya luka batin pengasuhan yang dialami si orang tua itu sendiri. 

Dengan kata lain, orang tua masih menyimpan luka akibat dari pengasuhan orang tua mereka terdahulu, dan di saat bersamaan harus menjadi tempat yang aman untuk anak-anak.

Pola asuh yang meninggalkan luka, seringkali diteruskan oangtua kepada anak-anak sekarang, sehingga hal ini seolah-olah menjadi siklus yang tak putus.

Untuk menghentikan siklus ini, dibutuhkan kebesaran hati untuk memaafkan orang tua kita lebih dulu. 

“Dengan memaafkan, perasaan kita sudah lega tidak ada lagi menyimpan dendam dan ini berpengaruh pada cara kita dalam mendidik anak,” Intan menjelaskan.

Dengan memberikan memberikan dukungan emosional pada anak sejak dini, anak akan mendapatkan bekal atau pondasi yang kuat menghadapi kehidupan di masa depan.

Peran Orang tua Mendukung  Emosional Anak

Psikolog Intan Erlita,M.Psi menjelaskan sejumlah dampak positif ketika anak mendapatkan dukungan emosional dari orang tua, di antaranya adalah perkembangan otak yang baik.

Otak, kata Intan, adalah pusat berkembangnya kecerdasan emosional. Jika dukungan emosional diberikan sejak dini, maka otak anak akan berkembang dengan baik.

Selain itu, dukungan emosional yang kuat juga akan berdampak pada munculnya sikap resillence atau ketahanan mental pada anak.

“Dukungan orang tua akan membantu anak mengembangkan kemampuan mengatasi stres, kekecewaan, dan tantangan di masa depan,” tuturnya.

Orang tua memiliki peran penting dalam pertumbuhan emosional anak. (unsplash)

Intan menambahkan, dukungan emosional yang diberikan sejak dini juga dapat menciptakan hubungan yang sehat antara orang tua dan anak.

“Selain itu, dukungan emosional juga akan berpengaruh pada kesehatan fisik, karena emosi yang tidak terkelola dengan baik dapat berdampak negatif pada kesehatan fisik anak,” ucap Intan lagi.

Terakhir, Intan menegaskan bahwa, “dukungan emosional adalah investasi jangka panjang yang sangat berharga bagi kesejahteraan anak”.