JAKARTA – Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, mengumumkan kebijakan baru terkait tarif otomotif yang bertujuan untuk meringankan beban industri otomotif AS. Kebijakan ini mencakup pemberian kredit dan keringanan dari tarif lain untuk komponen dan material impor. Langkah ini diambil setelah para produsen mobil mendesak pemerintah untuk memberikan keringanan tarif.
Dilaporkan Reuters, Rabu, 30 April, kebijakan baru ini memberikan kredit kepada perusahaan otomotif hingga 15 persen dari nilai kendaraan yang dirakit di dalam negeri. Kredit ini dapat digunakan untuk mengurangi nilai komponen impor yang dikenakan tarif, memberikan waktu bagi perusahaan untuk memindahkan rantai pasokan mereka kembali ke AS. Selain itu, mobil dan komponen yang terkena tarif ini tidak akan dikenakan tarif lain yang diberlakukan Trump, termasuk tarif untuk barang-barang Kanada dan Meksiko, serta tarif baja dan aluminium.
Pengecualian untuk Komponen dari China
Namun, keringanan tarif ini tidak berlaku untuk komponen dari Tiongkok, yang akan terus dikenakan tarif Trump terbaru sebesar minimal 145 persen, ditambah dengan tarif sebelumnya. Kebijakan ini menunjukkan fokus pemerintah AS untuk mengurangi ketergantungan pada komponen otomotif dari China.
Para pemimpin perusahaan otomotif besar AS seperti General Motors, Ford, dan Stellantis menyambut baik perubahan ini. Mereka percaya bahwa kebijakan ini akan membantu menciptakan lapangan bermain yang lebih adil bagi perusahaan-perusahaan AS dan memungkinkan mereka untuk berinvestasi lebih banyak di ekonomi AS.
Meskipun ada reaksi positif, ketidakpastian terkait kebijakan perdagangan Trump terus berlanjut. General Motors bahkan menunda perkiraan tahunan mereka karena ketidakpastian ini. Para ahli industri memperingatkan bahwa tarif yang tidak stabil dapat menyebabkan gangguan pada rantai pasokan global dan meningkatkan harga mobil bagi konsumen.
Sebelumnya, koalisi kelompok industri otomotif AS mendesak Trump untuk tidak memberlakukan tarif 25 persen pada komponen impor, dengan alasan bahwa hal itu akan mengurangi penjualan kendaraan dan meningkatkan harga. Mereka juga memperingatkan bahwa banyak pemasok otomotif yang tidak memiliki modal untuk menghadapi gangguan akibat tarif dan dapat mengalami penghentian produksi, PHK, dan kebangkrutan.
