Militer Penjajah Israel Palsukan Penemuan Terowongan di Philadelphi untuk Cegah Gencatan Senjata

Militer Penjajah Israel Palsukan Penemuan Terowongan di Philadelphi untuk Cegah Gencatan Senjata

PIKIRAN RAKYAT – Militer penjajah Israel telah memalsukan penemuan sebuah terowongan di Koridor Philadephi di sepanjang perbatasan Mesir-Gaza Palestina dengan tujuan untuk mencegah atau menunda kesepakatan pembebasan sandera.

Diketahui, keberadaan terowongan ini pertama kali dibuka ke publik lewat foto-foto yang disiarkan di militer penjajah Israel pada Agustus tahun lalu.

Akan tetapi, menurut penyelidikan apa yang disebut-sebut oleh mereka (militer Israel) sebagai sebuah terowongan itu ternyata hanya sebuah kanal dangkal.

“Tidak ada terowongan, yang ada hanya sebuah kanal terselimuti debu,” ucap media Israel KAN.

Menurut petinggi media KAN yakni Yoav Gallant ia pun mengiyakan temuan mereka. “Memang bukan terowongan, karena itu adalah upaya mencegah tercapainya kesepakatan gencatan senjata,” ucapnya.

Ia juga mengatakan struktur tersebut hanya memiliki kedalaman satu meter tetapi yang disampaikan kepada publik adalah sebuah terowongan yang dalam.

“Struktur tersebut dilaporkan kepada publik sebagai sebuah terowongan yang dalam supaya kesepakatan dengan Hamas gagal tercapai,” tambahnya.

Lalu, sementara itu pihak Hamas telah menegaskan bahwa gencatans enjata penuh dan penarikan pasukan militer penjajah Israel Gaza merupakan syarat utama dalam kesepakatan pertukaran sandera.

Militer penjajah Israel diketahui, telah kembali melancarkan serangan besar-besaran di Jalur Gaza pada 18 Maret 2025 sehingga membuat kesepakatan gencatan senjata dan pertukaran tahanan berakhir kesepakatan tersebut berlaku sejak 19 Januari 2025.

Akibatnya lebih dari 51.200 warga Palestina kebanyakan wanita dan anak-anak tewas di Gaza sejak 7 Oktober 2023 lalu.

Atas dugaan kejahatan perang dan kemanuiaan di Jalur Gaza Mahkamah Pidana Internasional (ICC) telah resmi mengeluarkan perintah penangkapan terhadap pemimpin otoritas Israel Benjamin Netanyahu dan Yoav Gallant pada bulan November lalu.

Pihak Israel juga mendapatkan gugatan di Mahkamah Internasional (ICC) terkait dugaan tindak genosida di Jalur Gaza Palestina.

Kemudian, menurut informasi terbaru Otoritas Gaza pun memperingatkan bahwa blokade penjaja Israel terhadap masuknya kebutuhan pokom memuat dampak buruk kondisi kemanusiaan di Jalur Gaza dan secara perlahan membunuh lebih dari dua juta orang di daerah tersebut.

“Sekitar 2,4 warga Palestina menderita kerawanan pangan yang parah dan dahsyat,”ucap Direktur Kantor Media Pemerintah Gaza Ismail Thawabteh. Ia juga mengatakan lebih dari 90 persen penduduk Gaza bergantung pada bantuan pangan.

“Bantuan pangan tidak lagi datang karena Israel menutup penyebrangan Gaza dan mencegah masuknya bantuan,” tambahnya.

Thawabteh juga mengatakan bahwa puluhan toko roti telah berhenti beroperasi karena kekurangan tepung dan bahan bakar. **

Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News