BGN Targetkan 82,9 Juta Orang Terima Makan Bergizi Gratis November

BGN Targetkan 82,9 Juta Orang Terima Makan Bergizi Gratis November

Jakarta, Beritasatu.com – Badan Gizi Nasional (BGN) menargetkan sebanyak 82,9 juta penerima manfaat akan mendapatkan makan bergizi gratis (MBG) pada November 2025.

Hal ini disampaikan langsung Kepala BGN Dadan Hindayana, dalam acara sarasehan ekonomi bertajuk “Memperkuat Daya Tahan Ekonomi Indonesia di Tengah Gelombang Perang Tarif Perdagangan” di Menara Bank Mandiri, Jakarta, Selasa (8/4/2025).

Menurut Dadan, untuk mencapai target tersebut, penyerapan anggaran harus mencapai Rp 25 triliun per bulan, atau setara dengan Rp 1 triliun per hari.

“Insyaallah Agustus nanti kita akan capai 7.000 satuan pelayanan pemenuhan gizi. Saat itu anggaran yang diserap mencapai Rp 7 triliun per bulan,” ujarnya.

Tahapan Penyerapan Anggaran MBG

Dadan memerinci, saat ini BGN sudah menyerap Rp 1,1 triliun per bulan, melampaui anggaran sejumlah kementerian. Skala pelayanan makan bergizi gratis akan terus meningkat secara bertahap:
1. September 2025: Melayani 42 juta penerima manfaat, menyerap Rp 14 triliun per bulan
2. Oktober 2025: Melayani 62 juta penerima, di 22.000 satuan pelayanan, menyerap Rp 21 triliun
3. November 2025: Target 82,9 juta penerima, penyerapan Rp 25 triliun per bulan.

Kemitraan dan Proses Transparan

Untuk pelaksanaan program makan bergizi gratis, BGN menggandeng berbagai mitra melalui platform www.mitra.bgn.go.id. Dadan memastikan, seluruh proses dilakukan secara transparan dan dapat diakses publik.

“Kami buat setransparan mungkin, dan alhamdulillah respons masyarakat cukup besar,” jelasnya.

Hingga April 2025, status kemitraan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) adalah:
1. Sebanyak 71 SPPG siap operasional, menunggu penugasan kepala
2. Sebanyak 44 SPPG menunggu hasil verifikasi
3. Sebanyak 179 SPPG menunggu laporan hasil survei lapangan
4. Sebanyak230 SPPG masih dalam tahap penugasan survei lapangan

Program makan bergizi gratis menjadi salah satu prioritas nasional yang tidak hanya menyasar kebutuhan dasar, tetapi juga mendorong keterlibatan sarjana penggerak pembangunan Indonesia (SPPI) dalam pelaksanaannya.