Di sisi lain, di Eropa, meskipun Rusia dan Ukraina telah mencapai perjanjian perdamaian, ketegangan masih berlanjut. Dua negara Eropa dikabarkan tengah bersiap untuk mengirim persenjataan dan pasukan guna mendukung Ukraina.
“Kita melihat bahwa walaupun di Eropa Rusia dan Ukraina sudah ada perjanjian perdamaian tetapi ada dua negara Eropa yang mempersiapkan persenjataan dan prajuritnya untuk bergabung ke Ukraina,” ujarnya.
Hal ini menunjukkan potensi kembalinya konflik antara Rusia dan Ukraina. Perjanjian perdamaian yang didukung oleh Amerika Serikat dinilai lebih menguntungkan Rusia, sementara Ukraina tetap bersikeras mengembalikan wilayah-wilayah yang saat ini dikuasai Rusia, seperti Crimea, Donetsk, dan Luhansk.
“Artinya apa? Bahwa kemungkinan besar di Eropa pun juga akan terjadi perang kembali antara Rusia dan Ukraina ya karena kita lihat bahwa perjanjian yang disponsori oleh Amerika Serikat begitu menguntungkan pihak Rusia dibandingkan dengan pihak Ukraina,” tutur dia.
Saat ini, sekitar 25 persen wilayah Ukraina berada di bawah kendali Rusia, namun perjanjian tersebut tidak secara eksplisit mengakui wilayah yang dikuasai Rusia sebagai bagian resmi dari negara tersebut.
“Sedangkan Ukraina sendiri menginginkan wilayah-wilayah yang dikuasai oleh Rusia, Crimea, Donetsk, Lohan yang bahkan sampai saat ini sudah hampir 25 persen wilayah Ukraina dikuasai oleh Rusia untuk dikembalikan. Namun dalam perjanjian tersebut tidak ada yang diakui bahwa wilayah yang dikuasai itu masuk adalah wilayah Rusia,” ujarnya.
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4089307/original/075313700_1657837181-Harga_Emas_Hari_Ini.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)