Agung menegaskan seluruh kegiatan dalam kerja sama murni bersifat edukatif dan tetap berpegang pada tri dharma perguruan tinggi, tidak akan mengganggu independensi akademik, dan tidak ada sama sekali agenda militerisasi.
“Kami memahami kekhawatiran mahasiswa, tetapi kami tegaskan TNI hadir sebagai mitra, bukan untuk mendominasi,” ujarnya dilansir jpnn.
Program seperti pelatihan bela negara nonmiliteristik, kuliah umum kebangsaan, dan pengabdian masyarakat justru bertujuan memperkuat rasa cinta tanah air dan kedisiplinan, semua proses tetap mengacu pada regulasi yang berlaku.
Selain dengan Universitas Udayana, sinergi institusi TNI dengan lembaga perguruan tinggi juga telah terjalin dengan beberapa perguruan tinggi.
Beberapa universitas ternama yang telah menjalin kerja sama akademik dengan TNI, di antaranya Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah (UIN) Jakarta, dan Universitas Negeri Malang.
Kerja sama itu umumnya bertujuan meningkatkan kualitas sumber daya manusia, serta mendorong penelitian dan pengembangan di bidang pendidikan.
Kolonel Agung berharap mahasiswa dapat melihat ini sebagai upaya positif untuk memajukan pendidikan, bukan sebagai ancaman.
“Salah satu tujuan nasional kita adalah mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana yang diamanatkan dalam pembukaan UUD, dan kita harus implementasikan itu karena bangsa yang cerdas akan membentuk negara yang kuat,” tuturnya.
Dengan penjelasan ini, Agung berharap polemik dapat diatasi melalui komunikasi yang konstruktif sehingga sinergi antara TNI dan dunia pendidikan benar-benar membawa manfaat bagi seluruh civitas akademika. (fajar)