TRIBUNNEWS.COM – Sebagian besar harga kendaraan di pasar Amerika Serikat (AS) diprediksi melonjak tajam usai Presiden Donald Trump memberlakukan tarif impor 25 persen bagi kendaraan asing.
Cox Automotive memprediksi harga rata-rata mobil yang diproduksi di AS akan mengalami kenaikan mulai 3.000 dolar AS atau Rp 49 jutaan.
Sementara untuk kendaraan yang dibuat di Kanada atau Meksiko dibanderol naik hingga 6.000 dolar AS atau Rp99 jutaan per unit.
Merek mewah seperti Bentley atau Ferrari mungkin bisa meneruskan beban biaya ke konsumennya.
Akan tetapi produsen otomotif dengan margin tipis seperti Honda dan General Motors (GM) diproyeksi akan kesulitan menghadapi tarif impor yang diberlakukan Trump.
Ini lantaran SUV murah besutan Honda seperti Honda CR-V dan Honda HR-V serta SUV buatan GM seperti Chevy Trax, Subaru Forester, Chevy Equinox akan ikut terdampak, berpotensi terseret naik ke harga tertingginya.
“Produsen tahu ada beberapa kendaraan yang bisa bertahan dengan margin lebih kecil, tetapi Honda CR-V, Chevy Trax, Subaru Forester, Chevy Equinox, dan Honda HR-V mungkin terlalu mahal untuk dijual,” kata Erin Keating, analis di Cox Automotive.
Saat ini, sejumlah dealer mobil di AS masih memiliki stok yang cukup untuk sekitar 90 hari, tetapi harga diperkirakan akan naik setelah itu.
Eric Mann, manajer penjualan di dealer Szott M-59 Jeep, Michigan, mengatakan semakin banyak pelanggan membeli mobil karena khawatir harga akan melonjak.
Namun setelah tarif impor diberlakukan pada 2 April 2025 mendatang, kemungkinan permintaan mobil di AS akan menyusut.
Ini lantaran beberapa model murah yang ditujukan bagi pembeli kemungkinan akan dihentikan karena harga jualnya menjadi kurang kompetitif.
Imbasnya, S&P Global Mobility memperkirakan penjualan mobil tahunan di AS akan turun menjadi 14,5 juta hingga 15 juta unit dalam beberapa tahun mendatang dari 16 juta unit pada 2024.
Tarif impor juga berpotensi menghantam rute perdagangan senilai 240 miliar dolar AS, dengan mobil dan truk ringan impor menyumbang sekitar setengah dari sekitar 16 juta kendaraan yang dijual di AS tahun lalu.
Kebijakan Trump Biang Keroknya
Adapun kenaikan harga kendaraan di pasar AS terjadi buntut kebijakan Trump atas perintah untuk menerapkan tarif pajak sebesar 25 persen pada impor mobil yang masuk ke pasar AS, berlaku per 2 April 2025.
Trump tidak menyebutkan secara spesifik apakah tarif tersebut akan menargetkan negara-negara tertentu.
Namun dalam keterangan resminya, Trump menuturkan, tarif pajak berlaku pada semua mobil yang tidak dibuat di Amerika Serikat, termasuk komponen otomotif seperti mesin dan transmisi.
“Apa yang akan kami lakukan adalah mengenakan tarif 25 persen untuk semua mobil yang tidak dibuat di Amerika Serikat. Jika mereka dibuat di Amerika Serikat, maka tidak akan dikenakan tarif sama sekali,” ujar Trump dalam konferensi pers di Gedung Putih, dilansir dari AFP.
“Kami akan mengenakan tarif kepada negara-negara yang melakukan bisnis di negara kami dan mengambil pekerjaan kami, mengambil kekayaan kami, mengambil banyak hal yang telah mereka ambil selama bertahun-tahun,” imbuh Trump.
Kendati kebijakan Trump dapat memicu kenaikan harga mobil baru dan bekas, akan tetapi Trump mengatakan bahwa pihaknya “tidak peduli” jika produsen otomotif menaikkan harga mobil sebagai tanggapan atas tarif yang direncanakan untuk kendaraan impor.
“Saya tidak peduli jika mereka menaikkan harga karena orang-orang akan mulai membeli mobil Amerika,” jelas Trump
“Saya berharap mereka menaikkan harga, karena jika mereka melakukannya, orang-orang akan membeli mobil buatan Amerika,” katanya, mengulang frasa “Saya tidak peduli” dua kali lagi dalam jawabannya yang panjang.
Langkah Trump mengenakan tarif tinggi pada mobil impor telah lama menjadi bagian dari strategi ekonomi yang bertujuan untuk meningkatkan pendapatan pemerintah.
Selain itu, kebijakan ini diklaim dapat menghidupkan kembali industri dalam negeri, dan menekan negara lain agar memenuhi prioritas perdagangan AS.
Nantinya kebijakan tarif impor ini tak hanya berlaku untuk kendaraan rakitan luar AS, tetapi juga meliputi komponen otomotif seperti mesin dan transmisi.
(Tribunnews.com/Namira)