TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Penyedia layanan buy now pay later (BNPL) PT Akulaku Finance Indonesia menargetkan pembiayaan baru tahun 2025 meningkat sekira 52 persen dibandingkan tahun 2024.
Presiden Direktur PT Akulaku Finance Indonesia Perry Barman Slangor berujar, pembiayaan pada 2024 mencapai Rp 6 triliun. Sehingga, pembiayaan baru pada 2025 ditargetkan bisa tumbuh 52 persen atau menjadi Rp 9 triliun.
“Kami harapkan di tahun ini bisa meningkat ke Rp 9 triliun,” ucap Perry saat Media Gathering dan Iftar Bersama Akulaku Finance, Senin (17/3/2025).
Menurut Perry, untuk mencapai itu perlu meningkatkan ekspansi layanan BNPL dengan tetap menjaga kualitas pertumbuhan aset.
“Termasuk, diversifikasi sumber pendanaan juga akan menjadi fokus utama guna meningkatkan daya saing dan memastikan keberlanjutan pertumbuhan bisnis di industri pembiayaan digital,” ujar Direktur Keuangan Akulaku Finance Aan Setiawandi.
Selain itu, kata Aan, Non-Performing Financing (NPF) Net Akulaku Finance pada akhir 2024 tetap terkendali di level 1,1 persen, mencerminkan kualitas pembiayaan yang terjaga dan manajemen risiko yang solid.
Diketahui, menurut data OJK per Februari 2025, sektor BNPL Indonesia secara konsisten mencatat pertumbuhan yang tinggi secara tahunan.
Per Januari 2025, baki debet kredit BNPL tumbuh 46,45 persen yoy menjadi Rp 22,57 triliun, dengan jumlah rekening mencapai 24,44 juta dibandingkan Desember 2024 yang sebesar 23,99 juta.