JABAR EKSPRES – Ramadan tak hanya menjadi bulan penuh berkah bagi umat Islam, tetapi juga bagi industri percetakan Al-Quran. Tren pembelian mushaf meningkat signifikan setiap tahunnya, bukan hanya untuk kepentingan pribadi, tetapi juga untuk berbagi.
Public Relations Syamil Group, Muhammad Dzikri menyebutkan, Ramadan adalah bulan Al-Quran. Tren positif kian meningkat apabila memasuki bulan suci tersebut.
“Bahkan ada fenomena beberapa tahun terakhir, terutama sejak pandemi Covid-19. Orang-orang membeli Al-Quran bukan hanya untuk dirinya sendiri, tetapi untuk diberikan kepada orang lain,” kata Dzikri kepada Jabar Ekspres saat ditemui di ruang kerjanya, belum lama ini.
Peningkatan kesadaran spiritual selama pandemi, menurut Dzikri, turut mendorong kebiasaan ini. “Saat Covid-19, ada ketakutan yang membuat orang berpikir lebih tentang akhirat. Mereka mencari cara untuk mendulang pahala, salah satunya dengan menyedekahkan atau mewakafkan Al-Quran,” ujarnya.
BACA JUGA:Rumah Quran Isyaroh, Cahaya bagi Santri Tuna Rungu
Bentuknya pun beragam. Ada yang membeli mushaf sebagai hadiah atau cenderamata, ada pula yang menyalurkannya melalui program sedekah dan wakaf. Selain permintaan individu, percetakan Al-Qur’an juga meningkat karena kebutuhan korporasi dan lembaga yang menjadikannya bagian dari program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR).
“Banyak perusahaan yang mencetak Al-Qur’an untuk dibagikan, bukan untuk kepentingan internal mereka, tetapi sebagai bentuk kontribusi sosial,” kata Dzikri.
Syamil Group, salah satu pemain dalam industri ini, merasakan berkah dari tren tersebut. Meskipun industri percetakan sempat terpuruk saat pandemi, mereka justru mengalami lonjakan permintaan.
“Setiap huruf yang dibaca dari mushaf yang disedekahkan akan mengalirkan pahala bagi pemberinya. Kesadaran ini yang kami lihat semakin tumbuh di masyarakat,” ujar Dzikri.
Dengan tren yang terus meningkat, industri percetakan Al-Qur’an diperkirakan akan terus bertumbuh, terutama di momen-momen keagamaan seperti Ramadan.
