Rumah Maggot Turangga, Ikhtiar Olah Sampah Dapur Jadi Pakan Ternak

Rumah Maggot Turangga, Ikhtiar Olah Sampah Dapur Jadi Pakan Ternak

JABAR EKSPRES  – Sejak berdiri pada Februari 2024, Rumah Maggot di Kelurahan Turangga terus mengolah sampah dapur menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat. Setiap hari, rumah maggot ini menerima sekitar 70 kilogram sampah organik dari warga.

Hal tersebut diungkapkan Operator Rumah Maggot Turangga, Harry Triadi saat ditemui Jabar Ekspres di tempat pengolahan maggot, pada Jl. Guntursari Wetan, pada Jumat (14/3).

“Tujuan utamanya memang menyerap sampah dapur. Setiap RW mengirim sampahnya ke sini, dan kami olah menggunakan maggot,” ungkap Harry kepada Jabar Ekspres di Rumah Maggot Kelurahan Turangga.

Maggot atau larva lalat Black Soldier Fly (BSF) digunakan untuk mengurai sampah organik. Hasilnya bukan untuk dijual, melainkan untuk mendukung peternakan lele dan ayam yang dikelola kelurahan.

BACA JUGA: Pemkot Bandung Sebut Inflasi Kebutuhan Pokok Terkendali di Bulan Ramadan, Ini Penyebabnya!

Sisa maggot yang telah menjadi lalat atau kepompong juga dimanfaatkan, salah satunya sebagai campuran pupuk. Awalnya, pengelolaan maggot dilakukan secara sederhana dengan hanya 10 boks di rumah warga.

Kini, setelah memiliki rumah maggot sendiri, jumlah boks meningkat hingga 200 unit, prosesnya pun lebih terstruktur.

“Kalau dari siklus telur maggot, sekarang dalam tiga hari rata-rata bisa menghasilkan 5-9 gram,” ujar Harry.

Selain sebagai pakan ternak, maggot yang mati dicampurkan dengan cacahan daun untuk dijadikan pupuk. Mesin pencacah daun yang dimiliki kelurahan membantu mempercepat proses ini.

BACA JUGA: Satpol PP Kota Bandung Persilakan PKL Bebas Berjualan Selama Ramadan, Asal Tak Langgar Aturan

Harry optimistis metode ini bisa menjadi solusi bagi pengelolaan sampah dapur di tingkat kelurahan. Dari catatannya, satu RT saja bisa menghasilkan 10 kilogram sampah organik setiap hari.

“Kami melihat ada kesadaran warga yang mulai tumbuh, itu yang membuat kami optimis,” pungkasnya.