Laporan Wartawan Tribunnews.com, M Alivio Mubarak Junior
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Cedera keseleo saat berolahraga merupakan hal yang umum terjadi.
Namun, banyak orang masih bingung bagaimana cara penanganan pertama yang tepat agar cedera tidak semakin parah.
Menurut Dr. Isa An Nagib, SpOT (K)., FICS, Orthopedics (Bone) Sports Injury Subspecialist dari RS Siloam Mampang, ada metode standar yang bisa dilakukan segera setelah mengalami keseleo.
“Prinsipnya, kita ada istilah penanganan pertama yang disebut PRICE,” kata Dr. Isa ditemui di RS Siloam Mampang, Jakarta Selatan, Kamis (13/3/2025).
PRICE adalah singkatan dari Rest, Ice, Compression, dan Elevation, yaitu Rest (Istirahatkan), menghentikan aktivitas dan mengistirahatkan bagian tubuh yang mengalami cedera.
Ice (Kompres Dingin), mengompres area yang keseleo dengan es untuk mengurangi pembengkakan dan rasa nyeri.
Compression (Dibebat), membebat area yang cedera dengan perban elastis untuk mencegah pembengkakan lebih lanjut.
Elevation (Ditinggikan), mengangkat bagian tubuh yang cedera lebih tinggi dari jantung agar aliran darah tetap lancar dan mengurangi pembengkakan.
Jika setelah melakukan metode ini tidak ada perbaikan yang signifikan, Dr. Isa menyarankan untuk segera berkonsultasi dengan dokter spesialis yang menangani cedera olahraga.
“Pastinya akan dilakukan screening lebih lanjut, seperti rontgen atau MRI, untuk mengetahui apakah ada cedera pada ligamen atau bagian lain,” jelasnya.
Selain itu, Dr. Isa menegaskan bahwa penanganan cedera akan disesuaikan dengan kondisinya.
“Jika cukup dengan terapi konservatif, maka tidak perlu operasi. Tapi jika memang diperlukan tindakan lebih lanjut, baru akan dilakukan prosedur medis yang sesuai,” katanya.
Untuk cedera yang diperlukan medis misalnya di Siloam Sports Medicine & Performance Center di RS Siloam Mampang menyediakan berbagai teknologi medis untuk menunjang diagnosis dan pemulihan pasien.
Salah satu fasilitas adalah Cardiopulmonary Exercise Testing (CPET), yang dapat mengevaluasi fungsi kardiovaskular dan pernapasan saat beraktivitas fisik.
Ada juga tersedia Motion Analysis berbasis AI, yang digunakan untuk menganalisis pola gerakan tubuh guna mencegah cedera lebih lanjut.
Di samping metode konvensional, terapi inovatif seperti Cryotherapy dan ESWT (Extracorporeal Shock Wave Therapy) juga ditawarkan untuk mempercepat pemulihan cedera otot dan sendi.
Ada juga Stem Cells Treatment, yang memanfaatkan sel punca untuk memperbaiki jaringan yang rusak akibat cedera atau degenerasi.
Dengan fasilitas dan teknologi, pasien yang mengalami cedera olahraga kini memiliki lebih banyak pilihan perawatan yang efektif.
Namun, langkah pertama tetap dimulai dari kesadaran individu dalam menangani cedera dengan cara yang benar sejak awal.