JAKARTA – Gusti Irwan Wibowo alias Gustiwiw menjadi salah satu panel dalam sebuah diskusi yang digelar dalam rangka memperingati Hari Musik Nasional di Cilandak, Jakarta Selatan pada Minggu, 9 Maret.
Musisi yang viral dan dikenal dengan karya-karyanya yang jenaka itu pun menceritakan bagaimana referensi musik yang didapatnya sejak kecil telah membentuknya caranya bermusik saat ini.
Adapun, Gusti memiliki seorang ayah yang juga seorang musisi di era1980an, Timur Priyono, yang menulis lagu hits seperti “Yang Penting Hepi” dan “Sedap Betul”
Menariknya, sang ayah justru mengenalkan lagu-lagu dari band Inggris ke Gusti. Dia mengaku sempat tidak diperbolehkan mempelajari musik dengan lirik berbahasa Indonesia.
“Kalau musik, aku sebenarnya dipaparkan oleh almarhum ayah itu ke (musiknya) Queen,” kata Gusti.
“Dulu tuh nggak boleh dengerin lagu berbahasa Indonesia (sama ayah). Dulu nggak boleh, karena menurut papa ‘Jangan nak, industrinya sedang tidak baik’,” lanjutnya.
Gusti sendiri tidak tahu pasti alasan sang ayah melarangnya untuk belajar dari lagu-lagu berbahasa Indonesia. Dia lebih memilih untuk menurut dan belajar dari musik-musik luar.
“Sebenarnya banyak yang didengerin, ada Beatles, ada The Police, cuma yang nyangkut pertama itu Queen. Terus juga akhirnya tertarik karena mengulik lagu-lagu mereka yang sekiranya kurang terkenal. Dulu juga ngulik The Police, tapi yang versi live,” paparnya.
Namun pembelajaran Gusti tidak hanya pada band-band Inggris, dia juga mempelajari musik yang lain.
“Terus dikenalin orkestra pertama kali itu sama komposer yang namanya Yanni. Kalau sekarang, paling aku dengarnya lagu-lagu Jepang sih. Ya karena musiknya unik-unik. Setelah itu akhirnya beralih ke latin,” tutur Gusti.
Tidak berhenti sampai di situ, ketika belajar musik secara formal di sekolah dan perguruan tinggi, Gusti mempelajari musik-musik klasik.
“Begitu ke SMA, karena udah sekolah musik, akhirnya belajar musik-musik klasik, dari sejarah dan sebagainya. Ya belajar lebih lagi lah,” katanya. “Akhirnya benar-benar belajar komposisi, belajar gimana menggarap orkestra yang benar, terus juga ketemu sama orang-orangnya. Ya akhirnya jadi lah kaya sekarang.”
Meski memiliki referensi musik yang luas, Gusti tetap menjadikan karya-karya sang ayah sebagai inspirasinya. Dia sudah merilis satu album dan beberapa single, yang hampir seluruhnya terasa jenaka.
“Biasanya orang kan terpaku sama satu genre aja, sedangkan aku punya pemahaman kalau genre itu dibuat sebenarnya nggak pernah disengaja,” pungkasnya.
