Bandung Dorong Pemberantasan Buta Huruf Al-Qur’an

Bandung Dorong Pemberantasan Buta Huruf Al-Qur’an

JABAR EKSPRES  – Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung kembali menegaskan komitmennya dalam memberantas buta huruf Al-Qur’an. Program yang selama ini menjadi perbincangan publik itu kini mendapat dorongan serius.

Wakil Wali Kota Bandung, Erwin, menyebutkan bahwa upaya ini harus berjalan sistematis dan tak boleh sekadar wacana.

“Kami tidak ingin ini hanya menjadi rencana tanpa realisasi,” ujar Erwin dalam silaturahmi dengan Kelompok Kerja Majelis Taklim (KKMT) di Bandung, pada Jumat (7/3).

Erwin menegaskan bahwa Pemkot Bandung telah menjalin koordinasi dengan Kementerian Agama guna mempercepat upaya pemberantasan buta huruf Al-Qur’an.

BACA JUGA:Cara Membaca Huruf Braille, Untuk Rayakan Hari Braille Sedunia 4 Januari

Langkah itu diharapkan dapat memperkuat program yang selama ini berjalan di berbagai komunitas keagamaan di Kota Kembang. “Jika ada metode yang efektif dan dikembangkan oleh warga Bandung sendiri, tentu harus kita dukung penuh,” imbuhnya.

Salah satu gagasan utama yang muncul dalam pertemuan ini adalah penggunaan metode Alghani, yakni pendekatan yang dikembangkan oleh para ahli dari Bandung.

KKMT mengusulkan metode ini sebagai pendekatan utama dalam Gerakan Utama Mengaji. Sebuah inisiatif yang bertujuan memperluas akses pembelajaran Al-Qur’an bagi masyarakat.

Ketua KKMT Kota Bandung, Kamal, menyampaikan bahwa metode Alghani memiliki potensi besar untuk diterapkan secara luas. “Kami ingin metode yang lahir dari Bandung bisa diterapkan di kota ini. Jangan sampai justru metode dari luar yang lebih diterima,” ujarnya.

BACA JUGA:Berantas Buta Huruf Al-Quran Melalui Sadesha

Di tengah antusiasme ini, KKMT juga menyoroti tantangan utama: tidak adanya data valid mengenai jumlah warga yang belum bisa membaca Al-Qur’an. Tanpa basis data yang jelas, program ini dikhawatirkan akan berjalan tanpa arah yang konkret.

Sebagai solusi, KKMT mengusulkan skema pendataan berjenjang melalui camat hingga RT/RW. Data ini nantinya akan menjadi dasar dalam menyusun strategi dan distribusi pengajaran yang lebih efektif.

Program pemberantasan buta huruf Al-Qur’an itu bukan hanya soal kemampuan membaca teks suci, tetapi juga bagian dari upaya memperkuat identitas religius Kota Bandung.