Sumenep (beritajatim.com) – Aparat Polres Sumenep masih melakukan penyelidikan atas kejadian mobil terbakar di depan Masjid Jamik Sumenep.
Kasi Humas Polres Sumenep, AKP Widiarti mengungkapkan, pihaknya menunggu hasil dari tim labfor Polda Jatim, untuk memastikan penyebab terjadinya kebakaran mobil tersebut.
“Kami tidak ingin menduga-duga tentang penyebab kebakaran itu. Kita tunggu saja hasil penyelidikan dan penelitian tim labfor Polda Jatim,’ katanya, Rabu (19/02/2025).
Sebuah mobil Agya warna putih nopol M 1891 TI, terbakar di depan Masjid Jamik Sumenep pada Selasa (18/02/2025) menjelang Maghrib. Kejadian tersebut cukup menghebohkan warga yang ada di sekitar masjid. Beruntung lokasi kejadian berdekatan dengan kantor pemadam kebakaran. Mobil pemadam kebakaran pun langsung menuju lokasi dan memadamkan api dari dalam mobil tersebut.
Dalam waktu singkat, api dapat dipadamkan. Api diduga berasal dari dalam mobil. Kondisi jok mobil hangus terbakar. Namun api tidak sampai merambat membakar bodi mobil.
Kebakaran mobil tersebut menyebabkan dua orang mengalami luka bakar serius. Mereka bernama Benny Faisar (36), warga Desa Manding Timur Kecamatan Manding, dan Novita Widya Ningrum (40), warga Desa Lalangon Kecamatan Manding.
Kejadian itu berawal ketika Benni mengantarkan ibunya akan belanja ke Toko ‘Suramadu’ di dekat Masjid Jamik. Kemudian ibunya Benni turun dari mobil dan masuk ke toko Suramadu. Sedangkan Benni tetap di dalam mobil.
Tak berselang lama, datang Novita Widya Ningrum dengan mengendarai sepeda motor, bermaksud menemui Benni. Novita langsung membuka pintu mobil dan tiba-tiba terjadilah kebakaran itu. Benni dan Novita ikut terbakar.
“Dua korban itu mengalami luka bakar serius dan dirawat di ruang ICU RSUD Sumenep. Namun hari ini kondisi Benny sudah stabil dan dipindahkan ke ruang perawatan di paviliun. Sedangkan Novita masih berada di ruang ICU,” ungkap Widiarti.
Dari hasil olah TKP, polisi menemukan 1 botol air mineral yang berisikan Pertalite. Belum diketahui pasti, untuk apa BBM jenis pertalite tersebut.
“Kondisi korban masih kritis. Jadi belum memungkinkan untuk dimintai keterangan. Kalau untuk kerugian material, ditaksir mencapai Rp 60 juta,” ujar Widiarti. (tem/ian)
