Malang (beritajatim.com) – Tim SAR Gabungan akhirnya menemukan jasad seorang pria yang hilang terseret ombak di Pantai Kondang Merak, Desa Sumberbening, Kecamatan Bantur, Kabupaten Malang, Jumat (21/2/2025) pagi.
Korban atas nama Edi Santoso (31), warga Desa Sumberbening, Kecamatan Bantur, Kabupaten Malang, ditemukan meninggal dunia pada jarak 0,5 NM dari lokasi awal korban dilaporkan hilang terseret ombak.
“Korban sudah ditemukan meninggal dunia pagi tadi pukul 09.30 wib. Selanjutnya kita bawa ke rumah duka,” kata Koordinator Tim SAR Gabungan, Yosi Fahriza, Jumat (21/2/2025).
Sebelumnya, korban adalah seorang pencari ikan dengan cara Snorkling atau menyelam di Pantai Kondangmerak pada Rabu (19/2/2025) sekitar pukul 17.00 WIB.
Sekitar pukul 17.30 WIB, mereka tiba di Pantai Kondang Merak dan mulai turun ke laut pada pukul 18.00 WIB, memanfaatkan kondisi air yang sedang surut. Korban terakhir kali terlihat berada di sekitar palung laut bersama seorang rekannya bernama Anton.
Sekitar pukul 19.30 WIB, Anton berteriak meminta pertolongan setelah melihat korban terseret ombak. Sejumlah warga yang tengah mencari ikan di sekitar lokasi berupaya memberikan bantuan menggunakan perahu nelayan lokal.
Namun, setelah 30 menit pencarian, warga hanya menemukan senter milik korban yang mengapung di permukaan air, sementara tubuh korban tidak terlihat. Upaya untuk mengambil senter tersebut gagal karena ombak besar yang terus menggulung peralatan tersebut.
“Berdasarkan keterangan saksi, korban dan rekan-rekannya tidak mengetahui keberadaan palung laut yang cukup dalam dan memiliki arus yang langsung mengarah ke tengah laut. Kondisi ini diduga menjadi faktor utama yang menyebabkan korban terseret arus,” tegas Kasi Humas Polres Malang, AKP Dadang.
Dadang mengimbau masyarakat untuk selalu memperhatikan kondisi alam dan memahami karakteristik pantai, terutama di area yang memiliki palung laut. Menurutnya, langkah ini penting untuk meminimalkan risiko kecelakaan di laut.
“Kami mengingatkan masyarakat agar tidak memaksakan diri melakukan aktivitas di area laut yang berbahaya, terutama saat kondisi gelombang tidak menentu. Keselamatan harus menjadi prioritas utama,” pungkasnya. (yog/kun)
