Jakarta, Beritasatu.com – Penyedia indeks global FTSE Russell menilai, kehadiran Danantara berpotensi menarik aliran modal ke Indonesia. Danantara diproyeksikan akan mengelola aset senilai US$ 900 miliar atau sekitar Rp 14.724 triliun.
Besarnya nilai aset yang dikelola Danantara bisa mendorong masuknya investasi asing, termasuk investasi langsung (FDI).
Policy Director FTSE Russell Wanming Du menyebutkan, investor global cenderung tertarik pada negara yang mengalokasikan dana kekayaannya untuk proyek infrastruktur yang mampu mempercepat pertumbuhan ekonomi serta mendukung perkembangan perusahaan domestik.
“Jika melihat pengalaman sebelumnya, ketika dana kekayaan negara diinvestasikan pada sektor infrastruktur dasar yang mendukung pertumbuhan ekonomi, hal ini berpotensi menarik lebih banyak investasi asing, termasuk FDI,” ujar Wanming Du dalam sebuah diskusi di Jakarta, Sabtu (22/2/2025).
Menurutnya, investasi semacam ini dapat memperkuat dunia usaha sekaligus berkontribusi terhadap indeks saham nasional.
Dengan asset under management (AUM) sebesar US$ 900 miliar, Danantara diperkirakan akan menjadi salah satu sovereign wealth fund (SWF) terbesar di dunia, menempati peringkat ketujuh.
Wanming juga menjelaskan bahwa banyak negara saat ini memanfaatkan sebagian kekayaan negaranya untuk mendukung pengembangan infrastruktur guna mempercepat pertumbuhan ekonomi domestik.
Selain itu, Danantara juga berencana mengalokasikan investasinya ke sektor energi baru terbarukan (EBT), yang semakin relevan dengan tren global.
Agar Danantara dapat mencapai potensinya secara maksimal, Wanming menekankan pentingnya strategi diversifikasi investasi yang mencakup baik proyek dalam negeri maupun luar negeri.
Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto mengumumkan bahwa Danantara akan resmi diluncurkan pada 24 Februari.
Pembentukan Danantara bertujuan untuk memberikan fleksibilitas bagi pemerintah dalam merealokasi modal BUMN ke sektor-sektor yang berpotensi menghasilkan keuntungan sekaligus memberikan dampak sosial yang signifikan.
Dengan kehadiran Danantara, hasil dari investasi program hilirisasi diharapkan dapat sepenuhnya dinikmati oleh bangsa Indonesia.
Dalam menjalankan tugasnya, pengelolaan dan realokasi modal Danantara akan berada di bawah pengawasan langsung presiden, dengan dukungan dewan pengawas yang diketuai oleh menteri BUMN serta dewan penasihat.
