Sidoarjo (beritajatim.com) – Dewan Pembina Pedagang Pasar Seluruh Indonesia Bambang Haryo Soekartono (BHS) melakukan inspeksi mendadak untuk mengetahui harga beras di Toko Sembako Pojok Pasar Larangan Kec. Candi Kamis (8/3/2024).
Saat melakukan sidak, Bambang Haryo langsung melakukan dialog dengan para pedagang beras terkait alasan mereka sehingga harga beras di daerah itu masih melambung tinggi.
Hasil sidak tersebut diketahui bahwa harga beras masih melambung yakni harga tertinggi untuk beras kualitas baik.
Menurut Bambang, beras makin mahal lantaran kenaikan harga gabah kering panen (GKP) yang mencapai Rp 8.000 per kg. Biasanya, kata dia, harga beras dua kali lipat harga GKP.
Kalau harga gabahnya Rp 8.000 maka jangan heran harga berasnya Rp 16 ribu. Kalau mau harga berasnya Rp 14 ribu maka harga gabahnya kurang lebih Rp7.000,” rincinya.
Masih kata Bambang Bulog sudah melakukan operasi pasar tetapi harga beras masih melambung.
“Pemerintah harus cepat tanggap terkait hal ini, harus rajin melakukan pemantauan di lapangan jangan sampai ada pihak lain yang sengaja menimbun beras,” terang caleg DPR RI terpilih di Dapil Jatim l itu.
Diakui kalau permasalahan kenaikan beras tersebut bukan hanya terjadi di Sidoarjo melainkan secara nasional.
Hasil sidak tersebut, menurut pria yang akrab di sapa BHS itu, akan menjadi bahan dan agar ada langkah-langkah antisipasi dari pemerintah daerah maupun pusat.
“Untuk pemenuhan stok dan sekaligus menguntungkan petani, pemerintah harus mencari solusi supaya harga gabah yang menguntungkan untuk petani dan harga selep gabah yang menjadi beras yang sampai dengan saat ini mencapai 90 persen dikuasai oleh pihak swasta. Sedangkan 10 persen sisanya perusahaan selep beras dimiliki pemerintah,” harap Bambang Haryo. (isa/ian)
