Liputan6.com, Bandung – Umat muslim di seluruh dunia sebentar lagi akan menyambut bulan Ramadan yang dikenal sebagai bulan suci penuh berkah dan ampunan. Pada bulan tersebut umat Muslim bisa menjalankan berbagai amalan baik yang dapat berlipat ganda selama sebulan penuh.
Selain itu, ketika bulan Ramadan tidak hanya menjalankan ibadah puasa tetapi juga jadi momen sempurna untuk meningkatkan ibadah dan memperbanyak amal kebaikan. Adapun dalam menentukan awal Ramadan biasanya melalui metode tertentu.
Misalnya di Indonesia, penentuan awal Ramadan biasanya dilakukan oleh pemerintah melalui Kementerian Agama dan mengadakan pertemuan resmi berupa sidang isbat untuk menentukan kapan awal puasa Ramadan.
Sementara itu, pada gelaran puasa Ramadan tahun ini pemerintah akan menggelar sidang isbat yang dijadwalkan untuk digelar pada Jumat, 28 Februari 2025. Pelaksanaan sidangnya akan dipimpin oleh Menteri Agama (Menag RI), Nasaruddin Umar.
Penentuannya juga tidak dilakukan secara sembarangan tetapi merangkul sejumlah pihak seperti ulama, ahli astronomi, hingga menggunakan metode-metode yang bisa memastikan awal Ramadan bisa dipertanggungjawabkan.
Kemudian tidak jarang awal Ramadan di Indonesia sering kali mempunyai perbedaan karena metode yang dilakukan bisa berbeda di antaranya metode hisab dan rukyat. Berikut ini kenali apa itu metode hisab dan rukyat untuk memahami perbedaannya.
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/714589/original/110830afoto-hilal.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)